Bayi di Rutan Mako Brimob Adalah Anak dari Anggi Anggota ISIS

10 Mei 2018 11:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 155 tahanan kasus terorisme yang melakukan penyanderaan di Rutan cabang Salemba yang berlokasi di Mako Brimob Kelapa Dua akhirnya menyerahkan diri. Di antara narapidana yang semuanya adalah teroris, terdapat seorang bayi yang tinggal di dalam rutan.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, selama proses penanganan sempat menyinggung keberadaan bayi milik tahanan. "Bayi lahir di rumah sakit, tapi dirawat di rutan. Ibunya bayi itu tahanan. Baru lahir belum lama," kata Setyo, Rabu (9/5).
Ilustrasi wanita anggota ISIS (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita anggota ISIS (Foto: Reuters)
Sumber kumparan (kumparan.com) menyebutkan bayi tersebut adalah anak dari tahanan bernama Anggi Indah Kusuma dengan nama alias Khanza Syafiyah al-Fuqron. Bayi berjenis kelamin perempuan itu baru lahir akhir Maret lalu. “Dia anaknya Anggi, satu-satunya bayi di sana,” ungkap sumber kumparan melalui pesan singkat pada Kamis (5/10).
Anggi ditahan setelah ditangkap oleh Densus 88 di Bandung pada Agustus 2017. Ia ditangkap bersama suaminya bernama Adilatul Rahman, serta kawan satu jaringan yaitu M Syukron dan Rahman alias Idan. Jaringan Anggi menyimpan bahan peledak yang rencananya akan diledakkan di beberapa objek vital.
ADVERTISEMENT
Jalan hidup Anggi menjadi seorang ekstremis bermula ketika dia merantau sebagai tenaga kerja di Hong Kong. Anggi berkenalan dengan dua laki-laki bernama Musa Wisesa dan Alqosam al-Ajeneseh, yang kemudian mendoktrinnya dengan ideologi ISIS.
Tidak lama kemudian, Anggi mendeklarasikan kesetiaannya kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi lewat video yang ia unggah ke laman Facebooknya. Tidak hanya itu, Anggi menjadi admin grup telegram Redaksi Khilafah yang memiliki 86 anggota. Aktivitas ini membuatnya dideportasi dari Hong Kong pada Maret 2017.
Kembali ke Indonesia, Anggi menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta selama dua minggu. Ia kemudian pulang ke kampungnya di Klaten selama tiga minggu, sebelum akhirnya pergi ke Sumenep sambil menunggu kepulangan Rahman yang baru ia nikahi Mei 2017.
ADVERTISEMENT
Anggi dan Rahman menikah dan merantau ke Bekasi. Ia kemudian kembali berkumpul dengan jaringan teror pimpinan Young Farmer alias Abu Nakir Shaad di Bandung, di kontrakan yang berlokasi di Kecamatan Antapani, Kota Bandung.
Foto Ilustrasi Bendera ISIS (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Ilustrasi Bendera ISIS (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
Sepak terjang Anggi menunjukkan bahwa dirinya sosok yang sembarangan dalam jaringan teroris. Sumber kumparan menyebutkan Anggi adalah sosok yang terus menyebarkan ideologi garis keras hingga mengajak suaminya untuk terlibat aksi teror.
“Anggi yang memperkenalkan suaminya ke ISIS. Awal saya ketemu suaminya, itu dia nggak ngerti sama sekali,” ucap sumber kumparan.
Setelah ditahan, Anggi yang kemudian ditempatkan bersama dua tahanan perempuan lain di rutan Blok C. Sementara suaminya ditempatkan terpisah di Blok A.
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
Bersamaan dengan penahanannya, Anggi juga tengah mengandung kerap meminta bertemu dengan suaminya. “Selama hamil dia manja dan sering minta bertemu dengan suaminya. Dia juga sering minta susu hamil, dan pilih-pilih makanan. Akibatnya dia pernah sakit, gak bisa jalan karena lemas," tutur sumber tadi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Anggi tengah menjalani persidangan karena dianggap aktif terlibat perencanaan aksi teror.