Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Berkenalan dengan Mutik Nida, Ratu Kendang Asal Semarang
20 Desember 2017 12:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Musik dangdut identik dengan instrumen perkusi tradisional yaitu kendang atau gendang, yang biasanya ditabuh oleh kaum adam. Seiring kemajuan zaman, gendang ternyata mulai digemari oleh kaum hawa, satu diantaranya, Mutik Nida.
ADVERTISEMENT
Gadis asal kota Semarang berusia 23 tahun ini menarik perhatian penikmat musik Tanah Air, terutama dangdut. Bukan karena memiliki goyangan khas, tetapi karena kepiawaiannya memainkan kendang yang ia tabuh sambil bernyanyi. Dia juga dijuluki sebagai Ratu Kendang.
Julukan Ratu Kendang itu, ia dapat dari salah satu guru mengajinya dua tahun lalu. Menurut dia, Mutik mempunyai talenta yang tak biasa dari penyanyi dangdut biasanya.
Dengan tetap menabuhkan kendang, lantunan suara merdunya tetap stabil dan tidak terganggu dengan tabuhan kendang tersebut. Keahliannya bernyanyi sambil bermain kendang membuat gadis berhijab itu sebagai seniman yang unik.
Mutik sudah tertarik dengan lagu-lagu dangdut sejak usianya 9 tahun dan bermain kendang sejak usianya 11 tahun. Ia tertarik bermain kendang ketika melihat rekan musisinya mengiringi ia bernyanyi dengan alat musik tersebut.
ADVERTISEMENT
"Menurutku kendang adalah nyawanya musik dangdut, dan karena aku suka dangdut aku pelajari kendang itu secara otodidak," ucap Mutik saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (20/12).
Dengan keahliannya itu ia kebanjiran job mulai dari undangan manggung di acara hajatan, nikahan, hingga acara besar kedinasan pernah dilakoninya. Permintaan tak hanya datang dari Jawa namun juga provinsi lain seperti Kalimantan. Namun, Mutik pun tidak mematok harga dalam permintaan aksinya di panggung.
"Terkadang matok tarif juga kalau pengundang dari luar kota atau luar pulau. Tapi kalau pengundang dari rekan-rekan musisi dan teman-teman sendiri saya nggak berani matok tarif karna alasan solidaritas saja," ujarnya.
Baginya, bernyanyi sambil memainkan kendang bukan sesuatu yang mudah. Konsentrasi dan penjiwaan menjadi kunci utama agar keduanya bisa berjalan beriringan. Apalagi, kendang adalah roh musik dangdut. Tak jarang ketika awal berlatih menabuh kendang sambil benyanyi ia mengalami kesulitan.
ADVERTISEMENT
"Awalnya susah nyanyi sambil main kendang. Lama-lama ketagihan. Bahkan lagu yang tak bawakan yang sulit-sulit. Aku suka tantangan soalnya. Nah kalau bermain kendang sendiri kesulitan dulu ada. Suka main pakai emosi karena sering ketemu sound nggak enak. Sekarang sudah bisa main pakai perasaan. Kesulitanya di lagu beat kalau dibarengin nyanyi saja. Yang penting main sama nyanyinya pakai hati pasti enak," tuturnya.
Selain hobi bermusik, Ratu Kendang ini juga berbakat menjadi seorang desainer baju gamis pesta. Bakat itu muncul sejak dia belajar merancang butik saat duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan (SMK). Orderan yang masuk pun tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Meskipun sudah dijuluki sebagai Ratu Kendang, Mutik mengaku masih terus belajar di bidang apapun terutama dalam bermusik. Prestasi yang didapat berkat usahanya pun banyak, seperti juara qori sekabupaten Semarang, juara vokal terbaik di Provinsi Jawa Tengah, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Menurutnya dengan terus belajar ia akan lebih mahir bernyanyi dan bermain kendang. Ia selalu menyempatkan waktu satu hingga dua jam sehari untuk memegang alat musik berbahan dasar kayu dan kulit binatang itu.