BIN Bantah Terlibat Penangkapan Rizieq Syihab di Arab Saudi

8 November 2018 21:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Habib Rizieq diperiksa polisi Arab. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq diperiksa polisi Arab. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Tudingan adanya peran intelijen dalam penangkapan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab terus mengemuka. Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam penangkapan Rizieq di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"BIN tidak terlibat penangkapan Habib Rizieq Syihab di Saudi sebagaimana dilansir oleh twitter HRS. Tuduhan BIN mengganggu HRS tidak benar. Apalagi menuduh bahwa anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan HRS, memasang bendera maupun mengambil CCTV. Semua hanya pandangan sepihak," kata Juru Bicara Kepala BIN Wawan Hari Purwanto, dalam keterangannya, Kamis (8/11).
Jubir BIN Wawan Purwanto, Kamis (30/8/18). (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jubir BIN Wawan Purwanto, Kamis (30/8/18). (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Selain itu, tuduhan BIN yang memasang bendera tauhid di dinding rumah Rizieq juga tak terbukti. Sampai saat ini tidak ada bukti foto maupun laporan ke kepolisian Arab Saudi.
"BIN justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, sehingga tidak berkepanjangan dan berakibat pada berkembangnya masalah baru, apalagi di luar negeri, dimana sistem hukum dan pemerintahannya berbeda," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Wawan mengatakan, Arab Saudi merupakan negara berdaulat yang tidak bisa diintervensi oleh Indonesia. Operasi intelijen di negara lain merupakan tindakan yang dilarang. Mereka bisa dipersona non grata atau dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan UU yang berlaku di negeri itu.
"Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, dengan duduk bersama maka semua bisa teratasi," imbuh dia.
Wawan berharap seluruh masyarakat Indonesia tidak terbelah karena perbedaan pandangan. Perbedaaan justru memperkaya rasa kebangsaan di Indonesia.
"Bagi BIN tidak mengenal istilah kriminalisasi, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama di depan hukum.
"Jadi tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan HRS oleh Polisi Saudi adalah hoax," ucap dia.