Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya aktivitas gempa sebanyak 673 kali sepanjang bulan Agustus 2019. Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan aktivitas ini mengalami penurunan jika dibanding dengan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Hasil monitoring BMKG pada bulan Agustus 2019, terjadi gempa tektonik sebanyak 673 kali. Ini terjadi penurunan bulan Juli lalu sebanyak 841 kali,” ujar Daryono dalam konferensi pers kebencanaan di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (30/8).
Daryono menjabarkan lagi, 651 di antara gempa tersebut berkekuatan di bawah 5 magnitudo. Sedangkan yang berkekuatan di atas 5 magnitudo, terjadi sebanyak 22 kali (Juli sebanyak 52 kali).
“Kemudian gempa dirasakan 56 kali, ini juga menurun, bulan sebelumnya 84 kali,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut ada 3 gempa yang masuk ke dalam kategori merusak. Pertama gempa 6,9 magnitudo di Banten pada 2 Agustus 2019, yang menyebabkan tujuh rumah rusak.
“Kemudian gempa bumi merusak kedua adalah gempa Banyuwangi, berpusat di Samudra Hindia selatan Banyuwangi pada 12 Agustus, kekuatan 6,0 m, beberapa rumah mengalami kerusakan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Gempa di kaki Gunung Salak pada 23 Agustus termasuk dalam kategori tersebut. Meski hanya berkekuatan 4 magnitudo, gempa ini berdampak pada rusaknya beberapa rumah di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Berdasarkan aktivitas gempa di bulan Agustus, BMKG kemudian membuat pemetaan untuk antisipasi kejadian di bulan September. BMKG memprediksi aktivitas gempa masih berada di kluster yang sama.
Berikut prediksi zona aktif gempa bumi di bulan September prediksi BMKG:
•Mentawai - Nias
•Selatan Selat Sunda - Selatan Pulau Jawa
•Selatan Bali, Sumbawa, Sumba
•Sulawesi Tengah - Gorontalo
•Ambon - Laut Banda
•Laut Maluku Utara