BMKG Duga Masih Ada Kemungkinan Tsunami Susulan

23 Desember 2018 3:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
BMKG merespons adanya kebingungan dalam menetapkan status tsunami terhadap fenomena gelombang tinggi air laut di Pantai Anyer, Banten, Sabtu (22/12).
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pihaknya hanya menyampaikan data dan informasi kepada masyarakat berdasarkan data yang telah dianalisis. Ia menyebut, ke depan masih mungkin terjadi tsunami susulan lantaran tremor masih terus terjadi di Gunung Anak Krakatau.
"Kami mengkhawatirkan selama tremor itu terjadi maka longsor masih bisa terjadi, artinya tsunami meski di TV sudah disampaikan dan catatan kita sudah surut. Meski sudah surut tapi kalau tremor terus terjadi, sewaktu-waktu dalam beberapa jam ke depan masih memungkinkan untuk datang lagi dan itu lah membuat kami menyampaikan saat ini meskipun diduga," ujar Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (23/12).
Kendati demikian, BMKG dan Badan Geologi akan mengecek kembali ke lapangan untuk memastikan kebenaran data sementara yang diperolehnya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Mulai pagi ini adanya tremor kami sepakat dikhawatirkan dapat memicu gelombang tsunami akibat longsor tapi info kedua ini sifatnya masih diduga dan akan segera diverifikasi setelah ada cahaya matahari," pungkasnya.
Kondisi pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
Sebelumnya, BMKG menyatakan, gelombang tinggi di Pantai Anyer adalah tsunami yang disebabkan erupsi Gunung Krakatau. Bahkan, tsunami yang terjadi polanya mirip seperti saat tsunami Palu.
"Tsunami tedekteksi cukup jauh sampai ke Bandar Lampung, Cilegon, Banten, Serang, energinya cukup tinggi sehingga paling penting bagi masyraakat tetap tenang mohon jangan berada di pantai yang Selat Sunda. baik di Lampung, Banten jangan kembali dulu karena pemicunya ini masih diduga," kata Dwikorita.
ADVERTISEMENT