BMKG: Gempa Lombok 6,9 Magnitudo Aktivitas Baru Bukan Susulan

20 Agustus 2018 6:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dampak gempa susulan di Lombok.  (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Dampak gempa susulan di Lombok. (Foto: Dok. BNPB)
ADVERTISEMENT
Dua gempa besar mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam dua pekan terakhir. Gempa pertama berkekuatan 7,0 magnitudo terjadi Minggu (5/8), disusul gempa berkekuatan 6,9 magnitudo pada Minggu (19/8) malam. Kedua gempa memiliki episentrum yang berdekatan dan masih berada di Sesar Naik Flores, kedua sumber gempa bukan berasal bidang patahan yang sama.
ADVERTISEMENT
"Meskipun seluruh aktivitas gempa yang terjadi berkaitan dengan struktur geologi sesar naik Flores tetapi antara gempa 7,0 magnitudo dan gempa 6,9 magnitudo yang terjadi baru saja memiliki bidang deformasi yang berbeda," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (20/8).
Bidang deformasi atau rapture merupakan istilah Ilmu Geologi yang berarti bidang patahan. "Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi ini menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)." tambahnya.
Analisa lanjutan BMKG mendapati temuan jika gempa besar pada 5 Agustus 2018 beserta ratusan gempa susulannya ikut memicu lahirnya gempa baru pada 19 Agustus 2018. "Pusat gempa dan rapturenya beda. Jadi yang kemarin 19 Agustus 2018 adalah gempa baru yang dipicu gempa-gempa sebelumnya," ucap Dwikorita menambahkan.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari korban jiwa akibat gempa susulan, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengungsi di ruang terbuka dan tidak berada di lereng tanah atau batuan. "Masyarakat juga diimbau untuk menjauh dari lereng tanah/batuan serta dari bangunan atau tegakan/tiang, karena berpotensi longsor atau runtuh apabila terjadi gempa-gempa susulan atau hujan," jelasnya.