BMKG: Suara Misterius di Langit Pantura Bukan Fenomena Cuaca

14 Desember 2018 17:22 WIB
Ilustrasi awan mendung. (Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi awan mendung. (Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang tengah menyelidiki munculnya fenomena suara misterius di langit sekitaran Pantura, Jawa Tengah dini hari tadi, Jumat (14/12). Suara yangg muncul dipastikan bukan dari fenomena cuaca.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan asal suara tersebut.
"Menurut info dari BMKG Ahmad Yani belum bisa teridentifikasi. Kalau dari suaranya seperti dengan baling-baling atau propeller," kata Iis kepada kumparan, Jumat (14/12).
Menurutnya, suara pesawat bisa terdengar jika pesawat itu terbang di bawah 24 ribu kaki. Meski demikian, kata dia, saat suara terdengar sekitar pukul 01.00 WIB, tidak terlihat adanya penampakan pesawat karena langit tengah berawan.
"Yang jelas bukan fenomena cuaca yang menyebabkan suara tersebut," terang Iis.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Stasiun Geofisika kelas III Banjarnegara, Setyoajie Prayodhie. Menurutnya, setelah ia mengecek video yang beredar di media sosial tersebut, ia menilai itu adalah suara pesawat jenis jet.
ADVERTISEMENT
“Soalnya kalau kita jam segitu, enggak ada aktivitas kegempaan di wilayah Jateng. Saya juga konfirmasi teman-teman meteorologi, mereka juga bilang itu pesawat,” terangnya.
Menurut dia, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, pada saat terdengar suara itu memang ada pesawat yang melintas. Di sisi lain, aktivitas cuaca juga normal-normal saja.
“Kalau memang info yang tersebar memang ada pesawat lewat jam segitu, (pesawat) antonov kalau nggak salah, cuma saya belum bisa klarifikasi benar atau bukan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga di Pekalongan dan Semarang mendengar suara mengaung di langit. Warga mengaku kaget lantaran suara itu tidak lazim. Durasi yang mereka dengan berbeda, di Pekalongan sekitar 20 detik dan di Semarang lebih dari satu menit.
ADVERTISEMENT