Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sudah tidak ada lagi asap dari kawasan lahan terbakar di Indonesia yang melintasi Selat Malaka. Asap dari Indonesia sempat mencemari kawasan Malaysia hingga beberapa sekolah di sana harus diliburkan.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, sejak Rabu (11/9) sore, asap dari Indonesia sudah tidak mengarah lagi ke Semenanjung Malaya. Hal itu berdasarkan pemantauan beberapa satelit.
"Terdeteksi adanya asap yang memasuki Selat Malaka dari wilayah Sumatera pada (11/9) pukul 08.00 WIB, namun pukul 16.00 tidak terdeteksi lagi. Angin secara umum bertiup dari arah Tenggara ke arah Barat Laut dengan kecepatan 5 sampai 10 Knot," kata Dwikorita dalam keterangannya yang diterima Kamis (12/9).
Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan, ada temuan beberapa titik api di beberapa negara Asia Tenggara. Titik api di Malaysia (Semenanjung Malaysia dan Serawak), Thailand, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, dan Timor Leste meningkat mulai awal September hingga kini.
ADVERTISEMENT
"Terdeteksi pula asap di semenanjung Malaysia, tepatnya di zona yang cukup banyak titik-titik panas lokal di Semenanjung tersebut," sebut Dwikorita.
Dari laporan Indeks Polusi Udara (API), wilayah Malaysia yang terletak di Kalimantan kualitas udaranya mencapai tingkat tidak sehat.
Tidak cuma di Sarawak, Pemerintah Malaysia menyebut 5 negara bagian lainnya juga kualitas udaranya memburuk.
Terkait asap kebakaran hutan dari Indonesia, Malaysia menyatakan akan membuat hujan buatan. Negeri Jiran juga menegaskan siap membantu Indonesia memadamkan api di Kalimantan.