Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Ekspedisi Destana 2019) ke 584 desa di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan, ekspedisi tersebut bertujuan untuk memberi pemahaman langsung pada masyarakat terkait upaya yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
“Kita akan lewati 584 desa rawan tsunami, di Indonesia ada 5.744 desa rawan tsunami, 584 ada di selatan Jawa. Karena di 584 desa tadi ada kurang lebih 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami,” ujar Lilik dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Rabu (10/7).
Ekspedisi itu akan berlangsung selama 34 hari. Dimulai dari Banyuwangi pada Jumat, 12 Juli, dan berakhir di Banten pada Jumat, 16 Agustus.
“Ekspedisi ini akan juga dimulai dari Banyuwangi dan akan berakhir di Anyer, Banten,” jelas Lilik.
ADVERTISEMENT
Tim ini melibatkan semua pihak yang memiliki tugas dan wewenang soal kebencanaan. Mulai dari BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pemerintah daerah, relawan, hingga media.
“Ekspedisi ini akan berlangsung selama 34 hari terbagi menjadi 4 segmen, yaitu Jatim 11 hari, kemudian Jateng, DIY, Jabar dan Banten. Masing-masing segmen akan diikuti oleh 200 orang peserta,” ujar Lilik.
“Kita mengajak relawan, masyarakat. Kita mengajak juga dari lembaga, perguruan tinggi, para pakar dan teman-teman dari media. Nanti mereka akan datang ke sekolah, masjid, gereja, puskesmas, dan pasar yang rawan tsunami untuk mengedukasi,” lanjutnya.
Selain mengedukasi masyarakat, ekspedisi ini juga untuk memantau kesiapan alat-alat deteksi bencana di desa-desa itu. BNPB akan menerapkan sistem rapor untuk setiap desa.
ADVERTISEMENT
“Kita akan datang ke desa itu untuk mengecek apakah semua desa sudah punya sirine untuk peringatan tsunami, apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu evakuasi,” tutur Lilik.
“Dan tidak kalah penting lagi kita akan menilai 584 desa itu, akan kita nilai ketangguhannya. Kita sediakan formulir atau buku untuk penilaian ketangguhan desa,” lanjutnya.