BSSN: Serangan Siber dari Rusia Paling Banyak Masuk ke Indonesia

9 Februari 2019 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Polemik Trijaya fm membahas Keamanan Siber di D’Consulate Lounge. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polemik Trijaya fm membahas Keamanan Siber di D’Consulate Lounge. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, Rusia menjadi negara yang paling banyak terdeteksi melakukan serangan siber ke Indonesia. Namun hal tersebut tidak berhubungan dengan propaganda Rusia yang diisukan masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Itu (serangan siber) enggak ada hubungannya (dengan isu propaganda Rusia), karena kita enggak berbicara konten,” kata Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo, usai diskusi bertajuk kemanan siber di d’consulate Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2).
BSSN hanya memonitor lokasi sumber serangan. Di samping itu, serangan dari Rusia ini tidak serta merta menunjukkan lokasi asli penyerang siber tersebut. Bisa saja mereka menggunakan Rusia sebagai proxy (penghubung permintaan server lain).
Ilustrasi enkripsi. Foto: Thinkstock
“Dengan pemahaman itu kita tahu, record yang kita yang di dapat dari honeynet, terpampang bahwa IT berasal dari Rusia. Bisa jadi IT Rusia hanya dipakai sebagai proxy,” kata Sulistyo.
Sementara itu pada Kamis (7/2) BSSN mencatat ada sekitar 2.597.256 serangan siber dari Rusia berdasarkan lokasi. Diikuti oleh China 1.871.363, sementara serangan dari Amerika Serikat 1.428.440. Sepanjang 2018, BSSN mencatat 12.895.554 serangan siber dari 21 sensor IT yang telah dipasang.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya serangan siber tersebut, BSSN masih belum bisa melakukan penindakan terhadap para penyerang, karena tak adanya kerja sama di bidang siber dengan negara-negara tersebut.
“Karena kalau kita mau menelusuri, kita kesulitan karena ada kedaulatan negara sendiri-sendiri. Karena itu salah satunya, kita enggak bisa sendiri di ruang siber, BSSN perlu menjalin kontak dengan negara lain,” tutup Sulistyo.
Istilah 'propaganda Rusia' yang diungkap Presiden Joko Widodo untuk menampik fitnah terhadap dirinya, berbuntut panjang. Kedutaan Rusia menolak dikaitkan dengan Pemilu Indonesia, termasuk menampik istilah 'propaganda Rusia' tersebut.
Merespons itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Johnny G Plate. mengatakan ungkapan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah Rusia, namun hanya istilah metode kampanye.
ADVERTISEMENT
“Apa yang diucapkan Pak Jokowi itu hanya metode kampanye, bukan keterlibatan Rusia. Jadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah Rusia,” kata Johnny kepada kumparan, Senin (4/2).