Bukan Selfie, Ernest Meninggal karena Terpeleset di Tebing Balangan

1 Juli 2018 15:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang remaja bernama George Ernest Suhardi terjatuh dari di area tebing di objek wisata Pantai Balangan, Bali. Ibu Ernest, Yanri (46), membantah keterangan polisi yang menyebut anaknya meninggal karena selfie, melainkan terjatuh karena kurang keseimbangan saat hendak berfoto di pinggir tebing.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Yanri bercerita mereka sekeluarga sedang berlibur ke Bali. Usai makan di daerah Grobogan, Ernest minta untuk memotret sunset. Lokasi Pantai Balangan kemudian dipilih sebagai spot foto. Alasannya, lokasi tersebut dekat dengan hotel tempat mereka tinggal.
Sekitar pukul 17.00 WITA mereka tiba di lokasi dan memilih untuk menempati spot di atas tebing. Menurut Yanri, tempat itu bukanlah tempat terlarang, karena ada tangga turun yang biasa dijadikan tempat orang memotret.
Kerabat keluarga di rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat keluarga di rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
“Di dekat tebing gitu memang ada turunan, memang buat foto. Turunan itu enggak sempit, bisa sekitar 6 sampai 7 orang berdiri di situ. Jadi enggak yang berdesakan dan tingginya juga turunan itu paling sebetis orang dewasa. Jadi segitu doang kita turun,” tutur Yanri di rumah duka Grand Heaven, Jalan Pluit Raya, Jakarta Pusat, Minggu (1/7).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, saat itu ayah Ernest sudah turun lebih dahulu dari atas tebing. Ernest kemudian berencana menyusul untuk ambil foto. Namun saat sedang berjalan turun tebing, Ernest seperti kurang keseimbangan lalu terjatuh.
“Menurut papanya, kakinya sudah turun satu dan dua. Kita kan turun gitu enggak mungkin kita dengan posisi berdiri pasti agak duduk. Sudah nginjak dua, tiba-tiba seperti ada yang ngedorong dalam arti kata enggak seimbang. Cuma kan terlihat mata seperti terdorong,” tutur Yanri.
Maka dari itu, ia membantah jika anaknya dikabarkan tewas karena ingin selfie. Pasalnya, kamera yang dibawa Ernest saat kejadian masih berada di dalam tasnya.
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
“Bukan (selfie), (tapi) mau moto. Itu pun kamera masih ada di dalam tas, belum dikeluarin. Jadi waktu dia di atas itu, kan kita kalau mau moto kan suka ngeker pakai tangan kira-kira bagus enggak. Dia belum keluarin kamera jadi masih di dalam tas dia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kepergian Ernest dirasa begitu cepat oleh keluarga. Remaja berusia 16 tahun ini merupakan juara umum saat lulus SMP di Kolase Kanisius, Jakarta. Tidak nampak tanda-tanda aneh dalam beberapa hari terakhir sebelum kepergiannya.
“Makanya tadi pagi saya lagi ngobrol sama cicinya, cepat ya tapi kita enggak merasa ada tanda-tanda feeling apa gitu enggak ada. Ernest pun kita ingat-ingat, kita flashback gitu kayanya Ernest enggak menunjukkan sesuatu perubahan sifat tingkah laku. Kan biasanya ada perubahan yang gimana, jadi baik. Ini enggak, masih ceria masih suka ledek-ledekan sama cicinya,” cerita Yanri.
Ernest akan dikebumikan pada Selasa (3/7), sedangkan pihak keluarga masih mencari lokasi pemakaman. Kerabat keluarga juga terus berdatangan ke rumah duka.