Bule Prancis di Bogor Ngamuk karena Terganggu Dengar Suara Selawat

3 Juni 2018 13:50 WIB
Bule yang protes salawatan meminta maaf. (Foto: Dok. Polres Bogor)
zoom-in-whitePerbesar
Bule yang protes salawatan meminta maaf. (Foto: Dok. Polres Bogor)
ADVERTISEMENT
Seorang pria berkewarganegaraan Prancis bernama Frank (62) protes acara selawat dan tadarusan di Musala Nurul Jadid, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Sabtu (2/8). Merasa terganggu dengan kegiatan tersebut, Frank kemudian menegur Ustaz Adi Syafei yang sedang memimpin acara.
ADVERTISEMENT
"Ada Warga Negara Prancis yang tinggal berdepanan dengan musala merasa terganggu sehingga menegur ustaz dan mengakibatkan cekcok mulut antara Mister Frank dan Ustaz Ade Syafei. Frank mengira suara selawat karaoke," kata Kapolres Bogor AKBP Andi Mohammad Dicky dalam keterangannya, Minggu (3/6).
Frank diketahui menikah dengan wanita Indonesia bernama Asmini (50). Istrinya mengaku bahwa suaminya mengindap gangguan emosi dan sering marah-marah. Bahkan, terkadang Frank terkadang harus tidur di luar rumah.
Polsek Ciampea turun tangan untuk menyelesaikan kesalahpahaman di antara keduanya. Polisi juga meminta agar masyarakat tenang dan tidak menanggapinya secara berlebihan. Selain itu, polisi juga turut menghubungi tokoh masyarakat sekitar seperti MUI Desa Ciampea.
Andi menambahkan, polisi juga telah memanggil kedua belah pihak untuk mediasi agar masalah dapat terselesaikan secara musyawarah.
Bule yang protes salawatan meminta maaf. (Foto: Dok. Polres Bogor)
zoom-in-whitePerbesar
Bule yang protes salawatan meminta maaf. (Foto: Dok. Polres Bogor)
"Memanggil kedua belah pihak serta menyelesaikan permasalahan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dihadiri oleh kedua belah pihak, serta Kapolsek yang didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas, (kemudian) memeriksa data-data kewarganegaraannya seperti paspor dan visa," jelas Andi.
ADVERTISEMENT
Saat tahap mediasi, Frank mengakui kesalahannya karena telah bersikap emosi dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Lebih lanjut, Frank juga tidak mengetahui bahwa kegiatan selawatan dan tadarusan merupakan kegiatan umat muslim, terlebih sedang memasuki bulan Ramadhan.
"Mister Frank memohon maaf kepada Ustaz Ade Syafei dan warga sekitar atas perbuatannya, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut," tutup dia.