Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Buntut Kisruh CFD, Effendi Saman Bantah Jadi Pendukung Jokowi
4 Mei 2018 15:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Tudingan pegiat media sosial, Mustofa Nahrawardaya atau @NetizenTofa terkait adanya skenario terhadap kasus intimidasi di car free day (CFD) , masih terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Mustofa memberikan kesaksian bahwa sebelum CFD, ada orang yang mengaku sebagai koordinator #2019GantiPresiden , untuk menggalang aksi di CFD. Koordinator ini disebut bernama Effendi Saman.
Berbagai spekulasi pun merebak, bahkan ada yang berusaha membuka jejak digital Effendi di masa lampau, yang memperlihatkan Effendi pernah menjadi relawan Jokowi di tahun 2013. Alhasil, Effendi di bully di media sosial. Netizen semakin yakin bahwa kasus intimidasi itu adalah rekayasa belaka atau bagian dari operasi intelijen.
kumparan (kumparan.com ) lalu mencoba menghubungi Effendi Saman, melalui sambungan telefon, Effendi mengatakan dirinya sedang difitnah baik di media massa maupun media sosial. Ia mengatakan, dirinya bukan lah pendukung atau bagian dari relawan Jokowi .
"Iya ini fitnah keji. Jejak digital itu tidak tiba-tiba, 2013 saya memang salah satu koordinator yang menggagas relawan Jokowi, itu 2013, di tahun itu juga saya mengundurkan diri dengan alasan Jokowi tidak pro rakyat tapi pro asing," ujar Effendi ketika dihubungi, Jumat (4/5).
ADVERTISEMENT
Kemudian, di tahun 2014, Effendi berubah haluan dan menjadi pendukung Prabowo Subianto. Saat itu, kata Effendi, dirinya juga ikut dalam deklarasi Prabowo-Hatta di berbagai kota.
Effendi juga mengaku tidak berada di lokasi ketika kasus intimidasi di CFD terjadi. Ia mengatakan, saat itu dirinya berada di kantornya di Jalan Veteran I No. 33.
"Saya tidak ada di lokasi, saya di kantor, gampang kok kalau mau dicari dengan teknologi sekarang tidak ada Effendi di situ," kata dia.
Mengenai jabatan sebagai koordinator nasional, ia menyampaikan bahwa itu sering disebutkan oleh banyak orang termasuk beberapa media massa yang sering menghubunginya. Karena itu, ia menduga ada pihak-pihak yang merasa terganggu dengan sebutan koordinator yang disandangnya.
ADVERTISEMENT
"Ini gerakan moral dan gerakan politik, siapa pun kalau saya seneng ada orang-orang di berbagai daerah yang mengaku sebagai koordinator, yang penting gerakan itu harus terus bergulir. Orang yang mengkritisi itu terganggu kepentingannya," kata Effendi.
"You mau bicara organisasi atau subtansial? Kalau substansial 2019 ganti presiden, jadi orang yang mengkritisi dan mempropagandakan saya itu punya kepentingan lain," jelasnya.
Sebelumnya, kata Mustofa, Mardani Ali Sera dan Neno Warsiman selaku penggagas gerakan #2019GantiPresiden tidak pernah memberikan mandat kepada seseorang atau orang yang bernama Effendi Saman.
Mardani yang dikonfirmasi kumparan juga mengaku tak kenal Effendi.