Butuh 9,5 Jam Evakuasi Jasad Thoriq dari Batang Pohon di Bukit Piramid

6 Juli 2019 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim SAR bersiap mulai proses evakuasi jenazah Thoriq yang berada di lereng Bukit Piramid. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR bersiap mulai proses evakuasi jenazah Thoriq yang berada di lereng Bukit Piramid. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah 9,5 jam, akhirnya tim SAR gabungan berhasil mengangkat jenazah Thoriq Rizky Maulidan (14), pendaki yang tewas di Bukit Piramid, Bondowoso, Jawa Timur. Tim sebelumnya kesulitan evakuasi karena jenazah Thoriq tersangkut di pohon yang berada di tebing bukit.
ADVERTISEMENT
Komandan Tim Operasi Basarnas Jember, Rudy Prahara, mengatakan tim harus berhati-hati mengangkat jenazah Thoriq dari batang pohon. Kehati-hatian itu lantaran jenazah siswa SMP itu sudah membusuk.
"Jasad Thoriq selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong mayat," kata Rudy, di lokasi evakuasi, Sabtu (6/7). "Semoga evakuasi ke bawahnya berjalan dengan lancar".
Rudy mengatakan tim mengalami kendala karena lokasi evakuasi konturnya tebing bebatuan. Kemiringan lereng mencapai 70 derajat.
Kondisi jalan menuju Bukit Piramid. Foto: kumparan
Waktu evakuasi jenazah Thoriq dari batang pohon meleset dari perkiraan awal. Sebelumnya, tim penyelamat memprediksi evakuasi jasad Thoriq yang dimulai pukul 05.00 WIB selesai pukul 13.00 WIB. Namun ternyata jenazah baru bisa diangkat sekitar pukul 14.30 WIB.
Kini, tim penyelamat membawa jenazah Thoriq ke pos yang terletak di Desa Curahdami, Kabupaten Bondowoso.
ADVERTISEMENT
Terlihat sejumlah kerabat korban menunggu di pos. Di antaranya adalah 3 pelajar yang bersama Thoriq saat mendaki Bukit Piramid. Mereka adalah Muhamad Syafril (15), Rizki Sumardana (15) dan Pungki Zah Pranata (14).
Ketiganya tampak tegang selama proses evakuasi. Sejak Sabtu (6/7) dini hari, mereka menunggu dan mengikuti perkembangannya evakuasi Thoriq.
Bahkan, ketiganya sempat beberapa kali ikut dalam proses pencarian korban. Rizki mengungkapkan, 3 hari berturut-turut sejak sahabatnya itu menghilang ia ikut terjun bersama Basarnas melakukan pencarian.
Sedangkan, Pungki sempat ikut pada hari kedua sampai ketiga. "Hari pertama saya syok. Kaget sekali dan linglung," katanya.
Syafril lebih sedih. "Dua hari bingung. Saya baru ikut hari ketiga dan hari keempat pencarian," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mereka berharap, pengalaman pendakian tersebut menjadi pelajaran penting. Sebab, mereka menyesal mendaki Bukit Piramid dengan ketinggian 1.500 meter itu tanpa persiapan matang.