Butuh Waktu 10 Tahun untuk Lucuti Senjata Nuklir Korut

Terowongan Nuklir Korut Dihancurkan (Foto: News1/Pool via REUTERS)

Perlucutan senjata nuklir alias denuklirisasi Korea Utara adalah tujuan pamungkas dalam merangkul Kim Jong-un. Dengan berakhirnya ancaman nuklir Korut, diharapkan kondisi Semenanjung Korea dan negara-negara tetangga akan aman.

Namun denuklirisasi bukan perkara mudah. Menurut laporan dari para ahli nuklir dari Stanford University, setidaknya butuh waktu 10 tahun hingga Korut benar-benar bebas senjata nuklir.

Laporan yang dirilis pada Sabtu (28/5) itu ditulis oleh Siegfried Hecker, ahli nuklir yang pernah mengunjungi situs nuklir Korut, Robert Carlin, pengamat Korea di CIA dan Kemlu AS, dan Elliot Serbin, asisten Hecker.

Dalam laporan itu, dipaparkan 22 program atau aktivitas nuklir spesifik milik Korut yang harus jadi perhatian Donald Trump ketika bertemu Kim Jong-un di Singapura nanti. Di antaranya adalah pasokan senjata nuklir, gudang sejata, dan fasilitas pemrosesan nuklir.

Terowongan Nuklir Korut Dihancurkan (Foto: News1/Pool via REUTERS)

Menghentikan seluruh operasional berbagai fasilitas ini memang hanya kurang dari setahun, ujar laporan tersebut yang dikutip CNN, namun memusnahkan seluruhnya butuh waktu enam hingga 10 tahun.

Di antara langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menghentikan uji nuklir, uji rudal jarak menengah dan jauh, tidak ada lagi produksi plutonium dan uranium yang telah dikayakan, dan tidak ada lagi ekspor senjata nuklir, materi, atau teknologinya.

Korut pada 24 Mei telah melakukan salah satu langkah ini, yaitu menutup terowongan uji nuklir di Punggye-ri. Menurut laporan Stanford, penutupan terowongan dilakukan Korut untuk memberikan kesan positif kepada AS.

"Kami meyakini langkah serupa seperti mematikan reaktor pemroduksi plutonium bisa dicapai selama atau sebelum pertemuan," tulis laporan tersebut.

Denuklirisasi adalah janji Kim Jong-un yang disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebagai bagian dari upaya perdamaian Korea. Isu ini akan dibahas lagi dalam pertemuan Trump dan Kim di Singapura.

Pekan lalu, Trump sempat menyatakan pertemuan itu batal karena dia sangsi Korut akan memenuhi janjinya. Namun tidak lama berselang, Trump kembali mengatakan pertemuan akan dilakukan sesuai dengan jadwal.