Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Captain Muas, Korban Pesawat Lion Air dari Medan di Mata Keluarga
30 Oktober 2018 14:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Masdeliana (65) terisak saat menceritakan kedekatannya dengan iparnya yang menjadi korban tragedi Pesawat Lion Air JT 610 atas nama Captain Muas Effendi Nasution (57).
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pada hari Sabtu (27/10) lalu, korban bersama istri sempat mengikuti acara alumni SMA di Brastagi, Kab. Karo. Selesai acara, ia pun berencana untuk pergi ke Bangka Belitung bersama istrinya.
Muas merupakan seorang Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Selama bertugas, Muas selalu menempuh perjalanan Medan-Bangka Belitung-Medan sekitar 2 sampai 3 kali dalam seminggu.
“Setelah balik ke rumah, dia bilang ke adik saya (istri korban) untuk berangkat langsung ke Bangka. Sedangkan dia (Muas) malalui Jakarta lebih dulu,” ucap Masdeliana kepada kumparan, Selasa (30/10).
Nahas, pesawat yang ditumpangi oleh Muas untuk berangkat ke Pangkal Pinang jatuh di perairan Ujung Karawang Senin (29/10) kemarin. Dan informasi tersebut pertama kali diketahui oleh anak kedua Muas yang melihat pemberitaan di televisi mengenai adanya pesawat yang jatuh.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga lalu memastikan dengan mengecek nomor penerbangan dan jadwal keberangkatan Muas.
“Saya terakhir ketemu langsung sama dia (Muas) waktu pulang haji. Sekitar 20 hari yang lalu,” ucap Masdeliana dengan mata berkaca-kaca.
Dari penuturan Masdeliana, sosok Muaz adalah seorang kepala keluarga yang sangat dekat dengan istri beserta 3 anak perempuan dan 1 anak lelakinya. Bahkan, kepada keluarga dari pihak istri, Muas juga sangat dekat.
“Waktu dengar kabar begitu, adik saya itu tidak berhenti menangis dan pingsan. Makanya dia baru bisa berangkat kemarin siang, sekitar jam 3an,” tuturnya.
Sedangkan anak keduanya yang sedang hamil besar sempat mengalami syok berat dan sempat mengalami kejang, hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang keluarga belum ada dapat kabar apa pun mengenai Muas. Mereka juga belum dipanggil untuk tes DNA,” ucap perempuan berkaca mata tersebut.
Selain itu, Muas juga dikenal aktif oleh warga dalam kegiatan masyarakat seperti pengajian. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu rekan satu pengajian dari istri Muas, Mardiana. Bahwa dalam waktu dekat, para tetangga pun berencana akan membuatkan pengajian di kediaman Muas.
“Kami sempat bingung, apa mau dibuat pengajian, nanti takutnya engga enak karena belum ada kabar pasti. Tapi beliau dan istri ini orangnya aktif kali dalam pengajian, jadi kalau engga dibuat pengajian takut juga dikira engga perhatian sama tetangga,” tutup Mardiana.