Cara Berbeda Menikmati Wisata Tembok Besar China

30 Oktober 2017 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
Tembok besar China. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tembok besar China. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ibarat makan sayur tanpa garam, tidak lengkap rasanya jika ke China tidak berwisata ke Tembok Besar atau Great Wall. Ada lima gerbang masuk ke tembok sepanjang 21 ribu kilometer ini, kumparan (kumparan.com) akan mengulas salah satunya.
ADVERTISEMENT
Akhir pekan lalu, kumparan berkesempatan mengunjungi Great Wall melalui gerbang Mutianyu di sebelah timurlaut Beijing. Menurut pemandu kami, ini adalah gerbang yang paling sepi pengunjung dibanding gerbang lainnya, salah satunya yang paling favorit adalah gerbang Badaling di baratlaut Beijing.
Benar saja, Mutianyu tidak seramai Badaling. Selain itu, wahana yang ditawarkan juga mengasyikkan. Ada kereta gantung dan kursi gantung untuk membawa pengunjung ke atas gunung tempat Great Wall berada. Turunnya, pengunjung bisa meluncur di perosotan panjang dari atas gunung. Dijamin orang dewasa akan kembali jadi anak-anak di wahana ini.
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
Hanya butuh waktu 2 jam untuk sampai ke Mutianyu dari pusat kota Beijing. Setengah jam sebelum tiba di Mutianyu, pengunjung akan disajikan pemandangan pedesaan China yang tenang. Kebetulan sedang musim gugur, dedaunan menguning dan memerah cantik sepanjang jalan. Di kanan kiri, ada warga desa menjajakan buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Tiba di gerbang Great Wall, pengunjung hanya perlu membayar 120 RMB, atau sekitar Rp 240 ribu untuk tiket naik kursi gantung, sekaligus turun dengan perosotan.
Naik kursi gantung agak sedikit bikin gagap bagi yang pertama kali melakukannya. Pasalnya kursi itu terus bergerak, pengunjung harus siap di tempat dan menyambut kursi dengan punggungnya. Turunnya pun harus cepat bergerak ke kanan atau ke kiri. Tapi pemandangan dari atas tidak terkalahkan!
Perhatian. Tiket jangan sampai hilang, karena akan kembali digunakan untuk turun.
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
Musim gugur adalah musim terbaik untuk naik wahana ini. Dari atas dedaunan warna-warni cantik, merah, oranye, kuning, hijau, jadi lukisan alam yang menenangkan.
Setibanya di Great Wall pengunjung akan disajikan dengan tembok panjang seperti ular, naik-turun gunung. Perhatikanlah kokohnya tembok ini, dibangun dengan cara yang tradisional hampir 1.000 tahun yang lalu, hingga kini masih kokoh berdiri.
ADVERTISEMENT
Siapkan jaket tebal, topi dan sarung tangan, jika ke sini antar Oktober hingga November, karena angin dingin sedang bertiup kencang, maklum menjelang musim dingin. Ketika kumparan datang, suhunya di bawah 10 derajat, bikin menggigil.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Great Wall memang di pagi hari, agar puas menjelajah. Berbeda dengan Great Wall sesi Badaling yang lebar, bagian Great Wall di Mutianyu sangat ramping, hanya muat lima orang berdiri berjejer. Tangganya sedikit curam, ada baiknya membawa tongkat untuk membantu pendakian.
Kelelahan pendakian akan terobati ketika beristirahat di benteng-benteng di Great Wall. Pemandangan sekeliling juga jadi penawar capek. Sila sepuasnya berfoto di tempat ini, sungguh layak diabadikan.
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata ke Tembok Besar China. (Foto: Denny Armandhanu/kumparan)
Puas menjelajahi Great Wall, mari kita turun dengan tobbogan. Ini adalah seluncuran panjang menggunakan kereta kecil. Pengunjung tinggal duduk dan mendorong tuas untuk jalan atau menariknya sebagai rem. Keretanya tanpa mesin, hanya pasrah pada gaya gravitasi bumi.
ADVERTISEMENT
Panjang toboggan mencapai 1,5 kilometer, meliuk-liuk menuruni gunung, membelah hutan. Wahana yang pertama kali dibuat tahun 1998 ini adalah cara terbaik turun dari Great Wall.
Awalnya agak takut, tapi ternyata sangat mengasyikkan. Kecepatannya bisa kita atur sendiri. Jangan terlalu lambat, kasihan yang di belakang kita menunggu. Jangan takut, banyak petugas berjaga di beberapa sesi toboggan.
Perosotan Toboggan di Tembok Besar China. (Foto: Flickr/davidberkowitz)
zoom-in-whitePerbesar
Perosotan Toboggan di Tembok Besar China. (Foto: Flickr/davidberkowitz)
Bagi yang membawa anak juga bisa naik wahana ini. Anak kecil bisa dipangku di depan orang tuanya. Mereka pasti senang. Paling asyik naik toboggan adalah pada sore, terutama jelang waktu tutup pukul 5. Sepi sekali, dan tidak perlu mengantre untuk turun.
Banyak restoran dan kafe di sekitar Mutianyu, jadi tidak perlu khawatir kelaparan. Toko-toko souvenir juga berderet, namun harus pandai-pandai menawar harga karena di sini lebih mahal ketimbang di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Laporan: Denny Armandhanu dari Beijing, China