Cara Raup Suara Milenial: Tak Umbar Janji Sampai Penampilan Otentik

20 Oktober 2018 15:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Polemik bertema: Pemilu 2019, anak anak dan kaum milenial di Warung Daun. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polemik bertema: Pemilu 2019, anak anak dan kaum milenial di Warung Daun. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jumlah suara kaum milenial di Pemilu 2019 diperkirakan mencapai 40 persen dari total jumlah pemilih. CEO Alvara Research Centre Hasanuddin Ali mengungkapkan ada lima prinsip yang bisa dijadikan sebagai strategi untuk meraup suara kaum milenial tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertama, kata dia, para kandidat baik caleg maupun capres-cawapres dalam berkampanye sebaiknya menggunakan bahasa yang praktis dan tidak mengumbar janji terlalu tinggi. Lalu yang kedua adalah soal penampilan kandidat mesti menunjukkan sesuatu yang otentik, tidak dibuat-buat.
"Otentik ini harus dalam arti penampilan harus otentik, tidak boleh pencitraan," kata Hasanuddin di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10).
Yang ketiga, materi kampanye yang disampaikan oleh para kandidat harus memiliki unsur kejutan bagi anak anak milenial. Kemudian keempat interaktif, cara kampanyenya harus dialogis tidak monoton, tapi ada tanya jawabnya.
"Yang kelima harus kreatif, apakah melaui infografis di sosial media, meme-meme dan lain lain," ungkapnya.
Gaya milenial Joko Widodo dan Sandiaga Uno. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan dan Instagram/@sandiagauno)
zoom-in-whitePerbesar
Gaya milenial Joko Widodo dan Sandiaga Uno. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan dan Instagram/@sandiagauno)
Hasanuddin sebelumnya memberi catatan, saat ini kaum milenial banyak yang tak melek politik. Menurutnya, kaum milenial lebih menyukai pemberitaan seputar olahraga, musik, lifestyle, sosial media, hingga teknologi, ketimbang politik.
ADVERTISEMENT
"Celakanya, dalam konteks politik. Generasi ini rada cuek dengan politik. Survei terbaru hanya 22 persen anak-anak milenial yang mengikuti pemberitaan politik," jelas Hasanuddin.