Cegah Cacar Monyet, 2 Thermal Scanner Dipasang di Bandara Adisutjipto

17 Mei 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Bandara Adisutjipto Yogyakarta Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Adisutjipto Yogyakarta Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Yogyakarta memasang dua buah thermal scanner di pintu kedatangan internasional di Bandara Adisutjipto. Thermal scanner dipasang untuk mencegah penyebaran monkeypox atau cacar monyet dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Salah satu kewaspadaan dengan menempatkan petugas perawat dokter sama ambulans plus kita punya alat thermal scanner. Ini fungsinya untuk mendeteksi suhu tubuh,” kata Kepala KKP Yogyakarta Agus Syah di kantornya di Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Jumat (17/5).
Agus mengatakan, pihaknya tak hanya mengecek kondisi penumpang dari Singapura, namun juga penumpang dari Malaysia. Pengecekan ini merujuk Undang-undang Karantina Nomor 6 tahun 2018.
“Sesuai Undang-undang Karantina no 6 tahun 2018 bahwa semua alat angkut dari luar negeri (di karantina). Kebetulan kita hanya dari Singapura dan Malaysia. Kalau kita punya pelabuhan atau perbatasan dan luar negeri kita lakukan pengawasan. Makanya KKP ada di bandara, perbatasan, dan pelabuhan,” ujarnya.
Agus Syah, Kepala KKP Yogyakarta saat ditemui di kantornya di Maguwoharjo, Kabupaten Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Agus mengatakan, dua thermal scanner yang digunakan merupakan peralatan yang canggih dan baru digunakan sejak Januari 2019, menggantikan alat pemindai suhu yang lama. Namun, apabila sewaktu-waktu alat itu rusak maka petugas akan menggunakan alat suhu tembak.
ADVERTISEMENT
“Petugas di bandara yaitu dokter satu, perawat dua, sama supir ambulans. Alat diperbarui awal 2019 Januari. Jika tidak berfungsi kita menggunakan suhu tembak,” ujarnya.
Bandara Adi Sucipto Yogyakarta Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Agus mengatakan, pihaknya mewaspadai penumpang dari luar negeri yang suhu badannya mencapai 38 derajat celcius. Sebab, salah satu ciri terserang cacar monyet adalah suhu tinggi.
“Ketika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius kita follow up, kita wawancarai, kita tanya apakah pernah kontak dengan yang terkena penyakit atau tidak. Apakah langsung istilahnya observasi. Kalau dia dicurigai terkena monkeypox kita rujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” katanya.
“Karena fasilitas untuk pengobatan dan ruangan supaya tidak menyebar ke tempat lain itu ada di rumah sakit,” imbuhnya..
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Agus menjamin belum ada penumpang dari luar negeri ke Yogyakarta yang terinfeksi cacar monyet.
“Jadi dari mulai isu ini merebak sampai saat ini alhamdulillah kita tidak menemukan itu. Kita juga berdoa sama-sama penyakit tersebut cukup bisa diisolasi di Singapura dan tidak merebak ke tempat lain,” ujarnya.
Seseorang terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
Belakangan publik dihebohkan dengan kasus seorang WN Afrika dinyatakan positif mengidap cacar monyet ketika mengunjungi Singapura pada 28 April lalu. Ini adalah kasus pertama cacar monyet yang pernah dihadapi Singapura. Kini, pria asal Nigeria itu dalam kondisi stabil dan diisolasi di National Center for Infectious Diseases (NCID).
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.
ADVERTISEMENT
Kemenkes pun mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak panik dengan adanya pemberitaan mengenai adanya penyakit cacar monyet. Kemenkes memastikan penyakit ini belum ditemukan di Indonesia.
"Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anung Sugihantono, dalam pernyataan tertulis Kemenkes.