Cek Fakta: Mahfud MD Keturunan Pembelot Raden Arya Omong Koro?

19 Mei 2019 11:16 WIB
Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) Mahfud MD menyampaikan orasi kebangsaan di Jakarta, Selasa (31/7). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) Mahfud MD menyampaikan orasi kebangsaan di Jakarta, Selasa (31/7). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD diserang kabar tidak mengenakkan di media sosial. Netizen ada yang menyebutkan bahwa dia mempunyai darah pengkhianat.
ADVERTISEMENT
Darah pengkhianat yang dimaksud adalah Mahfud keturunan orang Madura -khususnya Bangkalan- yang membelot ke Belanda pada era kolonial. Mahfud disebut-sebut sebagai keturunan Raden Arya Omong Koro.
Dalam pesan berantai yang tersebar di WhatsApp dan media sosial, Mahfud dianggap wajar bersikap nyinyir terhadap suatu kubu. Sebab, Mahfud dicap sebagai keturunan orang Indonesia yang jadi kaki tangan Belanda.
“Aryo Omong Koro kaki tangan Belanda. Dia pernah dikirim ke Aceh oleh Belanda pada tahun 1824 untuk melawan pejuang Aceh, hasilnya gagal total,” demikian petikan dari pesan tersebut.
Sebelum pesan ini merebak, Mahfud pernah menjadi sorotan. Pangkalnya adalah cuitan dia soal beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Aceh, dulunya adalah daerah radikal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, keluarga Mahfud MD sudah membantah isi pesan berantai tersebut. Menurut mereka, Mahfud MD sama sekali tidak mempunyai darah Bangkalan. Ia orang Pamekasan yang hanya kebetulan lahir di Sampang.
Lalu, siapa Raden Arya Omong Koro?
Ditilik dari berbagai dokumen sejarah berbahasa Belanda yang acap dipakai sejarawan Indonesia, seperti KITLV.nl, dan koran sezaman seperti Java Bode, tidak ada catatan terkait nama Raden Arya Omong Koro.
Catatan tentang orang yang dimaksud dari pesan tersebut lebih tepat merujuk ke satu nama. Dia adalah Raden Arya Majang Koro, bukan Arya Omong Koro.
“Di Bangkalan telah wafat Raden Majang Koro, pensiunan Kolonel dari Korps Barisan,” demikian tertulis di koran Java Bode edisi 23 Oktober 1906. Jadi tidak ada orang bernama Raden Arya Omong Koro.
ADVERTISEMENT
Kolonel Raden Ario Majang Koro adalah keturunan bangsawan dari Bangkalan. Ia lahir sekitar tahun 1832.
Dalam ‘Onze vestiging in Atjeh’ karya G.F.W Borel, Majang Koro masuk ke dunia militer pada tanggal 15 Agustus 1848 sebagai sukarelawan tentara di Surabaya. Nama kelompok tentara itu Kaboen Surabaya.
Kariernya di dunia kemiliteran terus menanjak. Dia dipromosikan menjadi kopral pada 16 Januari 1850 dan naik lagi menjadi sersan pada tanggal 25 Juni 1850.
Pada tahun 1873, saat ia masih berpangkat mayor ia dikirim ke Aceh.
Pesan berantai Mahfud MD keturunan pengkhianat Belanda Raden Omong Koro. Foto: Dok. Istimewa
Dalam “Perang Aceh dan Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje” karya Paul t’Veer (1985) disebutkan ekspedisi pertama Aryo Majang Koro di Tanah Rencong dipimpin Mayor Jenderal JHR Kohler. Namun Kohler terbunuh pada 14 April 1873, tepat di depan Masjid Raya Aceh.
ADVERTISEMENT
“Sebagai mayor Korps Barisan, Majang Koro memimpin pasukan yang terdiri dari orang-orang Madura ke Aceh, pada 1873-1874,” demikian yang tertulis.
Saat itu Majang Koro berhasil memukul mundur lawan. Ia kemudian mendapat penghargaan Ridder Willems-Orde dengan pangkat kolonel titurer.
Majang Koro meninggal di Bangkalan pada tahun 1906.