Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Duka Deryl, Korban Lion Air yang Baru Sepekan Menikah
29 Oktober 2018 19:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Deryl Fida Febrianto (22), merupakan salah satu penumpang asal Surabaya yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10).
ADVERTISEMENT
Duka atas jatuhnya pesawat yang ditumpangi Deryl menyelimuti kediamannya dan orang tuanya di kawasan Simo Pomahan Baru 67, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya.
Ayah Deryl, Didik Setyawan mengatakan, anaknya berangkat dari Surabaya pada 17 Oktober ke Jakarta untuk terbang ke Pangkal Pinang pada 29 Oktober ini.
Didik masih terngiang suara putranya yang mengabarkan keberangkatannya melalui telepon seluler. Ia tak menyangka, keinginan anaknya untuk mengubah nasib dengan bekerja di Pangkal Pinang, justru berakhir nahas.
"Saya sempat menghubunginya, dia bilang masih menyiapkan berkas foto kopi dan buku-bukunya sebelum naik pesawat Lion Air JT-610 Jurusan Jakarta - Pangkal Pinang," kata Didik ketika ditemui wartawan di kediamannya, Senin (29/10).
Satu jam setelah Deryl menghubungi, Didik kembali menanyakan kabar anaknya tersebut via sambungan telepon, namun saat itu sang anak sudah tak dapat dihubungi.
"Kemudian pihak dari pemerintah, dari Linmas dan kelurahan, datang mengabarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Deryl telah jatuh," ujarnya lirih.
ADVERTISEMENT
Sehari sebelum kejadian, Istri Deryl, Lutfiani Eka Putri, sempat bermimpi seolah dirinya dipamiti kerja oleh sang suami, yang baru sepekan menikahinya. Dia juga diciumi suami dengan penuh kasih sayang sambil berbisik di telinganya.
"Jaga diri kamu sayang, Mas berangkat kerja doakan saya, sambil mencium pipi kiri dan kanan. Saya rasakan penuh kasih sayang, ternyata hanya mimpi," ucapnya.
"Kami belum sempat berbulan madu, kami menikah 15 Oktober lalu," ungkap Lutfiana sambil berlinang air mata.
Lutfiani mengatakan, semasa hidupnya Deryl dikenal sebagai sosok suami yang baik dan penyayang kepada keluarga.
"Ya Allah, suami saya itu orangnya baik banget, sayang banget sama keluarganya, sabar banget," kata dia.
Sebelum berangkat, Deryl juga berjanji, setelah dirinya bekerja di pelayaran dan mendapat gaji pertamanya, uang tersebut akan dipakai untuk merenovasi kamar mereka.
ADVERTISEMENT
"Keinginan terakhir itu belum sempat terwujudkan, keburu pergi," katanya sendu.
"Seluruh temannya dan pergaulan di kampung suami saya orangnya humoris, enggak pernah perhitungan sama siapa pun kalau dirinya dimintai tolong orang lain. Saya enggak nyangka banget kalau suami saya enggak bakalan balik lagi." kata Lutfani yang tak henti menangis.
Saat ini tenda sudah terpasang di kediaman keluarga Deryl, Jalan Simo Pomahan Nomor 67 Surabaya. Beberapa tetangga dan pelayat juga mulai tampak berdatangan mendatangi rumah tersebut. Doa bersama juga digelar warga.