Cerita Fahri soal Amien Rais Jadi Panutan Mahasiswa di Reformasi '98

21 Mei 2018 18:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahri Hamzah. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam acara '20 Tahun Refleksi Reformasi', Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bercerita soal sosok Amien Rais yang berperan dalam peralihan masa Orde Baru ke reformasi. Menurut Fahri, Amien merupakan sosok yang menjadi teladan bagi para mahasiswa yang melakukan aksi demo saat itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Fahri, saat itu, ratusan mahasiswa yang melakukan aksi untuk melengserkan Soeharto, menjadikan Amien sebagai sosok yang dihormati.
"Kami di belakang Pak Amien apabila Pak Amien akan bertindak. Karena pada waktu itu, mahasiswa kuat sekali dengan teori figur. Gerakan itu kalau enggak ada figurnya ya susah," ucap Fahri, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/5).
Fahri menjelaskan, saat itu, Amien adalah orang yang paling keras mengkritik kepemimpinan Soeharto. Menurutnya, Amien adalah tokoh yang berani meskipun sikapnya bisa menimbulkan risiko.
20 Tahun Refleksi Reformasi di DPR (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
20 Tahun Refleksi Reformasi di DPR (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
"Ketika Pak Harto kuat, enggak ada yang berani mengkritik vulgar. Baru Amien Rais berani bicara suksesi di forum formil. Bahkan menjelang sidang MPR 1997, Pak Amien secara tegas mengatakan kesalahan fatal apabila MPR memilih Pak Harto," tutur Fahri, di depan para undangan dan politikus. Acara ini juga dihadiri oleh Amien Rais.
ADVERTISEMENT
Usai berbondong-bondong melakukan demo dan kerusuhan di Gedung DPR, kata Fahri, para mahasiswa itu sempat ditakuti dan dijauhi masyarakat. Sebab, masyarakat takut kerusuhan kembali terulang.
Namun, hal itu tak terjadi ketika mereka menyebut Amien sebagai pimpinan mereka. "Karena khawatir ini pengacau atau provokator. Begitu kita bilang ada Pak Amien, eh lolos kami. Ada trust public kepada Amien. Dari semua kelompok, tidak ada perbedaan pendapat soal itu," jelas Fahri.
Sosok Amien semakin terlihat usai tragedi Trisakti pecah. Saat itu, menurut Fahri, Amien berani berpidato dengan menggunakan bahasa Inggris, untuk menunjukkan ke dunia bahwa masyarakat menginginkan Soeharto lengser.
"Meminta dunia menyaksikan keinginan masyarakat Indonesia agar Pak Harto mengundurkan diri. Ini sudah tepat, Pak Amien. Kita ibarat kurir. Keliling teman teman mahasiswa, kita bikin aksi di mana-mana," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, kata Fahri, reformasi terjadi. Keinginan mahasiswa yang ingin membantu masyarakat kelas menengah ke bawah juga mulai tumbuh.
"Kadang-kadang ada pengusaha kecil pengin nyumbang. Keinginan luar biasa masyarakat muncul di mana-mana. Reformasi terjadi," tuturnya.