Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cerita Jokowi Tak Pernah Punya Kartu Kredit
23 Agustus 2018 13:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi juga merambah ke sektor finansial. Menurut Presiden Joko Widodo, saat ini penggunaan uang tunai semakin terkikis dengan budaya cashless dan munculnya cryptocurrency.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Jokowi menceritakan hingga saat ini ia sama sekali belum pernah memiliki kartu kredit, salah satu produk cashless. Hal tersebut ia sampaikan saat memberi arahan untuk 212 perwira menengah TNI-Polri, 197 di antaranya adalah siswa Sesko TNI dan Sespimti Polri.
"Sekarang pun orang membayar bukan dengan cash tidak pakai cash, kartu kredit. Saya sampai saat ini belum pernah punya yang namanya kartu kredit, ini sudah ada lagi barang baru yang nanti menurut saya akan berkembangnya akan lebih cepat lagi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (23/8).
Selanjutnya, Jokowi mengungkapkan, perkembangan teknologi yang berpengaruh ke pada sektor finansial tak bisa dihindarkan. Bahkan, ia meragukan pada masa depan masih ada bank sentral atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Coba lihat cryptocurrency, blockchain, enggak tahu nanti, apakah nanti masih ada yang namanya bank sentral," ucapnya.

Dengan adanya perkembangan tersebut, Jokowi mengatakan pemerintah harus bersiap dengan membuat regulasi yang tepat. Karena jika tidak, kata Jokowi, akan berbahaya bagi perekonomian negara.
"PayPal, Alipay, model-model dengan pembayaran sistem ini harus hati-hati. Kalau kita tidak antisipasi, kita tidak mengerti betul, negara ini akan ke mana? yang sangat berbahaya sekali model-model perubahan sistem pembayaran yang kita tidak siap," kata Jokowi.
Oleh karena itu, ia juga berpesan kepada para perwira TNI-Polri agar mengikuti perubahan teknologi. Jokowi menegaskan, teknologi dapat sangat bermanfaat jika diaplikasikan secara tepat, tapi sangat membahayakan jika tidak mengetahui dan mengikuti.
"Kalau kita masih rutinitas, monoton, tidak melihat visi ke depan akan seperti apa. Tahu-tahu kejadian, kejadian, regulasinya tidak siap, peraturan yang tidak siap dan kita ditinggal betul," tegasnya.
ADVERTISEMENT