Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Nelayan Tambak Lorok Semarang Didatangi Jokowi Tengah Malam
18 Februari 2019 18:23 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Capres petahana Jokowi dalam debat kedua Pilpres 2019 menyebut pernah tengah malam berkunjung ke Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan itu bertujuan melihat langsung kondisi nelayan di pantai utara Semarang.
ADVERTISEMENT
"Bahkan bapak, ibu, bisa tanya ke kampung nelayan di Tambak Lorok, pukul 24.00 WIB malam saya berdua dengan sopir ke sana untuk memastikan kondisi nelayan yang benar," tutur Jokowi saat debat melawan capres 02 Prabowo Subianto di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
kumparan kemudian menelusuri kebenaran dari omongan Jokowi itu. Rupanya, banyak warga setempat mengetahui dan membenarkan apa yang disampaikan mantan Wali Kota Solo itu. Tak terkecuali Ketua RW 13 Tambak Lorok bernama Ahmad Sueb saat ditemui di rumahnya.
Sueb menjelaskan Jokowi datang ke kampungnya pada Sabtu, 2 Febuari 2019, malam. Jokowi datang tanpa pengawalan, hanya ditemani seorang sopir.
"Ya datang, berdua sama sopirnya. Naik mobil Innova," ujar Sueb kepada kumparan, Senin (18/2).
Sueb mengaku tidak menyangka kampungnya akan disebut Jokowi dalam debat. Akibat pernyataan Jokowi itu, Sueb banyak menerima telfon dari sejumlah media dan relasinya terkait kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Sueb lalu menceritakan kepada kumparan detail bagaimana dirinya dan warga menerima kedatangan Jokowi. Ia masih mengingat jelas. Saat itu, dirinya berada di warung kopi, di pinggir dermaga.
"Itu saya ingatnya sekitar pukul 23.00 WIB, posisi saat itu sedang di warkop, sama nelayan yang lain ngobrol saja," katanya.
Tak lama, dia mendapati dari kejauhan ada seseorang berbadan cukup tinggi mengenakan kemeja putih bercelana jeans, melangkah mendekat.
"Begitu dekat, dia nanya, 'lagi pada ngapain nih'. Lah enggak tahunya Pak Jokowi. Itu bapak sudah jalan dari ujung dermaga baru ke arah saya," ujarnya.
Sueb menerangkan saat itu dirinya sama sekali tidak menyangka akan menerima kunjungan orang nomor satu di Indonesia. Sebab, sebelumnya memang sempat ada kabar jika Jokowi akan berkunjung ke Tambak Lorok pada hari Minggu, 3 Februari 2019.
ADVERTISEMENT
"Sehari sebelumnya dikasih tahu, katanya batal datang. Ya sudah, eh tahu tahu kok malemnya ke sini," katanya.
Menurutnya, Jokowi berada di kawasan nelayan itu hampir satu jam, hingga sekitar pukul 00.00 WIB. Selama satu jam itu, Jokowi banyak berbincang. Dia bertanya kondisi warga sebelum dan sesudah pembangunan proyek Kampung Bahari di Tambak Lorok.
Beragam topik dibicarakan, mulai dari pendapatan hingga kesulitan nelayan saat ini. Sueb menjelaskan, warga Tambak Lorok yang 80 persennya merupakan nelayan menyampaikan seluruh kesahnya tanpa filter.
"Bapak tanya, sesudah ada proyek (Kampung Bahari) ini tuh ekonomi warga gimana? Ya kita sampaikan, ada plus ada minusnya, semua disampaikan termasuk ganti rugi yang belum selesai," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Kepada nelayan, Jokowi bertanya hasil tangkapan ikan apakah banyak atau tidak. Lalu Jokowi bertanya alasan penurunan tangkapan. Para nelayan itu lalu menceritakan masalahnya pada Jokowi, mulai dari alat, hingga lokasi untuk menjemur ikan asin.
"Bapak nanya, kok enggak jemur ikan di sini (Dermaga). Ya kita jawab, apa adanya, enggak berani karena jadi akses masuk ke proyek," ujar Sueb.
Di akhir pembicaraan, Jokowi ingin agar proyek penataan Kampung Bahari di Tambak Lorok cepat selesai. Semakin malam, kata Sueb, warga yang datang semakin banyak. Banyak yang meneriakkan nama Jokowi.
Proyek Kampung Bahari Semarang merupakan proyek nasional yang dimulai tahun 2017. Kampung Bahari merupakan satu dari 11 proyek penataan kawasan permukiman nelayan dan tepi air yang digarap oleh Kementerian PUPR.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, pengerjaan masih belum selesai. Di pinggiran dermaga masih menyisakan pembangunan menara pandang dan sejumlah taman kecil. Sementara, akses jalan yang dibeton juga belum rampung.
"Ya memang ini ada yang ganti ruginya belum selesai. Pak Jokowi juga menyampaikan ingin segera, seharusnya dari pemerintah setempat bisa mengatasi," katanya.
Kondisi kawasan Tambak Lorok saat ini, diakui Sueb, berbeda jauh sebelum dilakukan pembangunan. Dulu, akses masuk ke kawasan Tambak Lorok rusak cukup parah. Selepas hujan, jalanan dipastikan becek dan berlumpur.
Sedangkan, akses masuk kapal juga dangkal. Kondisi itu membuat kapal seringkali kandas dan terparkir jauh dari rumah nelayan. Saat ini, di sisi kanan kampung yang dibangun dermaga juga jarang mengalami banjir seperti dulu.
ADVERTISEMENT
"Kalau musim baratan, yang di RW 13 dekat rumah saya itu yang sering kepyus ombak. Itu saya sampaikan juga ke Bapak, supaya dibuatin tanggul," kata Sueb.