Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Wafatnya KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Makkah, Arab Saudi, pada Selasa (6/8) meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama para santri kiai kharismatik itu.
ADVERTISEMENT
Di hari Mbah Moen wafat, video hingga audio berisi ceramahnya pun kembali diunggah untuk menyegarkan memori kepada ulama nasionalis tersebut.
Dari banyaknya penggalan ceramah maupun pidato Mbah Moen yang tersebar di media sosial, satu di antaranya adalah rekaman suara Mbah Moen soal mengistimewakan hari Selasa.
Para santri pun semakin bergetar hatinya kala menyadari bahwa hari dan tempat sang kiai meninggal, persis seperti yang diinginkan dan selalu diutarakan dalam ceramahnya.
Majid Kamil MZ, akrab disapa Gus Kamil, putra Mbah Moen dari Nyai Masthi'ah, berkenan menjawab sejumlah pertanyaan kumparan.
Simak wawancara dengan Gus Kamil di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Selasa (6/8) malam, berikut ini:
Beredar viral video yang isinya ceramah Mbah Moen yang menceritakan soal keinginan meninggal hari Selasa?
ADVERTISEMENT
Abah memang dari beberapa pidatonya atau dakwahnya itu dawuh (bilang) ya, memang inginnya seperti itu, meninggalnya di Makkah.
Soal hari Selasa, hari tersebut bagi Mbah Moen bukan hari biasa. Sebab, kakek-kakek dari Mbah Moen yang juga seorang ulama, meninggal pada hari tersebut.
Jadi Mbah Maimoen kalau hari Selasa itu seolah-olah waspada, gitu.
Saat Mbah Moen memutuskan berangkat haji, Gus Kamil ada firasat langsung?
Saya nggak ada, justru saya dalam mimpi saya itu malah tidak ada Abah (Mbah Moen). Dua hari lalu itu saya mimpi dikatakan orang, 'kamu nanti udah mau haji, udah saya siapkan semuanya,' itu orang lain dalam mimpi.
Makanya saya kaget, wong saya itu nggak (rencana) mau haji, karena kan tanggal 14 Agustus saya pelantikan DPRD (Kabupaten Rembang), makanya saya ingat mimpi itu ya ketawa aja. Masa kok saya mau haji wong saya (ada agenda) di sini.
ADVERTISEMENT
Tapi sekarang kenyataannya begitu sekarang ini, besok (Rabu 7 Agustus-Red) jam 11 sudah Allah Ta'ala yang menertibkan (berangkat ke Makkah).
Gus Mus update di Instagram menyebut putra-putra nggak ingin Mbah Moen berangkat haji?
Ya benar. Memang sebetulnya itu berat semua, karena keadaan Mbah Maimoen yang sudah sepuh (tua), sering sakit-sakitan.
Tapi memang Mbah Moen itu kan aneh. Sakit, tapi mungkin hanya selama beberapa jam saja, kadang langsung sehat. Justru kadang kalau ada tamu itu malah sehat.
Putra-putranya kemarin sebenarnya sempat ada yang rencana mbarengi (mendampingi), tapi karena ada Asropi (santri yang dijadikan ajudan Mbah Moen) yang sudah berangkat, yang sama Abah sudah dekat itu, Gus Haya dan yang lain-lain sehingga akhirnya putra-putranya membatalkan, karena lebih enak sama Kang (Asropi) yang biasa sama Mbah itu.
ADVERTISEMENT
Santri ada yang sedih karena Simbah tidak dimakami di sini, keluarga bagaimana?
Itu kan (keputusan hasil) dari rembugan (musyawarah), kalau dari saya sendiri dari pertama kalau Abah meninggalnya di sana dan melihat isyarat-isyarat orang-orang pernah didawuhi (dikasih tahu) Abah, pidatonya Abah kan pengin meninggal di Makkah, ya saya hari itu spontan aja tidak mau dimakamkan di Madinah (makam Baqi), harus di Makkah (Ma'la).
Sempat ada salah satu putra yang memikirkan bahwa Mbah Moen itu kan salah satu tokoh nasional. Kalau dimakamkan di sini kan nanti banyak juga yang menziarahi, muridnya banyak, tadi sempat seperti itu.
Tetapi dengan beberapa pertimbangan, dari Sayyid, ada Habib. Habib pun juga tadi ada yang menelepon disuruh dimakamkan di Sarang sini, tapi ada yang menjadikan utama itu namanya Sayyid Ahmad bin Muhammad.
ADVERTISEMENT
Beliau itu kan guru anak-anak Mbah Moen semua, itu menyarankan agar dimakamkan di sana (Makkah), akhirnya semuanya sepakat dan di sana harus di Ma'la.
Karena orang haji sekarang kan kalau dimakamkan tidak di Ma'la tapi di Syuhada, tadi kita sempat takut. Dan alhamdulillah tadi sudah banyak yang ngurusi di sana.
Ini kan nggak seperti orang banyak, Mbah Moen bisa dimakamkan cepat seperti itu. Orang haji kan paling tidak pengurusannya bisa 1-2 hari baru dapat kesepakatan, Simbah ini lancar bahkan Zuhur itu sudah dimakamkan. Itu termasuk keanehan.