Cerita Warga Bantaran soal Sungai Cileungsi: Bau dan Hitam

29 Agustus 2018 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memancing di Sungai Cileungsi, Kampung Bojong, Cicadas, Gunung Putri, Bogor. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga memancing di Sungai Cileungsi, Kampung Bojong, Cicadas, Gunung Putri, Bogor. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan. Sungai yang bermuara di Bekasi itu tercemar sehingga menimbulkan bau menyengat dan berwarna kehitaman.
ADVERTISEMENT
Beberapa titik yang tercemar Sungai Cileungsi berada di wilayah hulu, yakni di Kampung Bojong, Desa Cicadas, dan Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Bogor.
kumparan coba mendatangi kedua lokasi tersebut, Rabu (29/8) siang. Hasilnya, Sungai Cileungsi memang menimbulkan bau yang cukup menyengat. Menurut pengakuan seorang warga yang tinggal bantaran sungai di Kampung Bojong, kondisi Sungai Cileungsi cukup bersih meskipun menimbulkan bau tidak sedap.
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
“Ini lagi bersih sekarang. Kalau bau sih memang bau,” ujar warga bernama Nadi.
Saat kumparan mendatangi Kampung Bojong, warna sungai memang tidak hitam pekat melainkan hijau kehitaman. Tidak terlihat sampah mengapung di aliran sungai tersebut.
Warga lain yang bernama Wawan menyebut, kondisi sungai mulai berubah apabila hari sudah masuk waktu sore dan malam.
ADVERTISEMENT
“Mulai jam 03.00 WIB ke atas itu baru tuh dibuang-buangin (limbah),” kata Wawan.
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Di wilayah hulu Sungai Cileungsi memang berdiri banyak pabrik. Jumlahnya mencapai puluhan, mulai dari industri tekstil, makanan, kertas, plastik, semen, hingga keramik. Meski tercemar limbah, masih terlihat warga Kampung Bojong yang beraktivitas di tepi Sungai Cileungsi, yakni memancing.
“Namanya ikan ya ada-ada aja, mancing masih (ada). Tapi nyuci, mandi, apalagi sampai minum ya enggaklah. Enggak berani, ngelihatnya aja ngeri,” tutur Nadi.
Nadi menambahkan, warga Kampung Bojong yang memancing di Sungai Cileungsi biasanya akan menunggu waktu-waktu tertentu saat sungai berada dalam kondisi bersih. Ketika warna sungai sudah mulai berubah menjadi biru dan hitam pekat, mereka akan berhenti memancing.
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
“Ya kalau udah hitam gitu ikannya pada enggak ada kan, yang mancing ya pada pulang semua. Dua tahun lalu pernah parah banget itu berbusa di sini, ikan-ikan pada mati, kelihatan semua di (permukaan) sungai,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski telah menyadari sepenuhnya pencemaran disebabkan oleh limbah, baik Nadi maupun Wawan tak tahu pasti pabrik mana yang menyebabkan Sungai Cileungsi tercemar.
"Wah, enggak tahu kalau itu, kan banyak (pabrik). Kalau yang dekat sini kan ada pabrik tekstil dan kulit,” ucap mereka.
Hitamnya Aliran Sungai Cileungsi di Desa Wanaherang
Petugas mengecek pipa yang mengeluarkan cairan hitam di Sungai Cileungsi. (Foto: Dok. Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek pipa yang mengeluarkan cairan hitam di Sungai Cileungsi. (Foto: Dok. Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman)
Berbeda dengan Kampung Bojong, di Desa Wanaherang yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Cicadas, aliran Sungai Cileungsi sudah berubah menjadi hitam pekat. Bau yang ditimbulkan juga sangat menyengat. Warna Sungai mulai menghitam di sekitar kolong Jembatan Cikuda, Wanaherang.
Salah seorang warga bantaran di Desa Wanaherang yang enggan menyebutkan namanya menanggapi santai ketika ditanya tentang kondisi Sungai Cileungsi.
“Ya biasa saja, ini mah sudah lama, dari ada pabrik-pabrik. (Lebih) 10 tahun juga ada,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, kondisi di Wanaherang lebih parah ketimbang Cicadas, karena jumlah pabrik yang lebih banyak dan daerahnya yang lebih rendah. Untuk kehidupan sehari-hari, menurut dia, warga sudah sepenuhnya menggunakan air sumur, tidak ada lagi yang menggunakan air dari Sungai Cileungsi.
“Kalau lagi kering, kemarau, ya pada pakai air isi ulang,” katanya.
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aliran Sungai Cileungsi di Cikuda, Gunung Putri, Bogor, berwana hitam pekat. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Dirinya juga menampik bila warga disebut sebagai penyebab tercemarnya sungai karena limbah rumah tangga. Menurutnya, limbah rumah tangga tidak terlalu menyebabkan sungai tercemar.
“Ya kalau (limbah) rumah tangga berapa sih palingan, kan (limbah) dari pabrik paling banyak,” jelasnya.
Meski begitu, yang terlihat di kolong Jembatan Cikuda, tumpukan sampah-sampah plastik juga memenuhi tepian dan permukaan Sungai Cileungsi.
Kondisi Sungai Cileungsi belakangan menjadi perhatian ketika Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) melakukan penyusuran di sepanjang aliran sungai tersebut. Menurut Puarman, Ketua KP2C, kondisi sungai mulai menghitam parah sejak tiga bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
“Sungai Cileungsi ini sudah 3 bulan terakhir warnanya hitam pekat dan berbau, bahkan akhir-akhir ini makin hitam," kata Puarman saat dihubungi kumparan, Selasa (21/8). Hasil penelusurannya, terdapat pipa yang mengalirkan cairan hitam pekat ke sungai.