Cerita Yusuf Mansur Diminta Gabung Timses, tapi Justru Dilarang Jokowi

8 Februari 2019 20:30 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
38
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur  Foto: Dok. Pribadi Yusuf Mansur
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur Foto: Dok. Pribadi Yusuf Mansur
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 01, Joko Widodo, ternyata pernah 'menolak' pelibatan ustaz Yusuf Mansur dalam kampanyenya di Pilpres 2019. Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Yusuf Mansur dalam sebuah pesan WhatsApp kepada Tuan Guru Bajang (TGB) Zainal Majdi.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Yusuf Mansur membenarkan telah memberi pesan kepada TGB. Yusuf Mansur pun menceritakan soal Jokowi yang pernah menolak ide Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir soal pelibatannya dalam kampanye pilpres.
"Prof Mahfud pernah cerita. Di depan Mega (Megawati Soekarnoputri), JK (Jusuf Kalla), dan petinggi-petinggi lain, di ultah Mega, tercetus dari Erick Thohir tentang pelibatan saya (Yusuf Mansur)," tulis Yusuf Mansur dalam pesan WhatsApp, Jumat (8/2).
"Tapi, kata Prof Mahfud, presiden bilang jangan. Dan kemudian bercerita bahwa Yusuf Mansur itu sedang berjuang membangun ekonomi ummat. Enggak usah pilpres-pilrpes-an," lanjut dia.
Tak hanya itu, Yusuf Mansyur juga sempat menceritakan soal Jokowi sebagai presiden yang paling sering ke masjid di Istana. Hal ini, ia dengar dari penjaga masjid di Istana.
ADVERTISEMENT
"Penjaga masjid Istana, bersaksi ke saya, sejak 20 tahun yang lalu. Bahkan ada yang kerja 30 tahun, bersaksi Presiden Jokowi adalah yang Presiden yang paling banyak ke masjid," tutur dia.
Lebih lanjut, Yusuf Mansur mengatakan, banyak sekali umat Islam hingga pimpinan pondok pesantren yang seringkali tidak mendapatkan informasi yang benar soal Jokowi. Padahal, menurut Yusuf Mansur, Jokowi tidak seperti yang digambarkan selama ini.
"Sungguh saya melihat banyak umat Islam dan pemimpin-pemimpin Islam, pemimpin-pemimpin pesantren, dapat info enggak bener. Jadi kasar dan membenci orang sebagus dan sebaik beliau," katanya.
"Ketutup dengan hoaks, ghibah dan fitnah. Plus ketidakmampuan bicara tentang kebaikan beliau sebagai pimpinan tertinggi negeri ini," tutup dia.
ADVERTISEMENT