China Bikin Anime Karl Marx Agar Anak Muda Melek Komunisme

8 Maret 2019 14:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anime "Sang Pemimpin" soal Karl Marx di China. Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anime "Sang Pemimpin" soal Karl Marx di China. Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
Paras Karl Marx, si bapak komunisme, identik dengan jenggot lebat dan rambut panjang, semuanya serba putih beruban. Tapi di China, Karl Marx justru digambarkan sangat tampan dengan wajah yang klimis tanpa kumis dan jenggot.
ADVERTISEMENT
Gambaran ini ditampilkan dalam kartun berjudul "Sang Pemimpin" yang ditayangkan online di China sejak akhir Januari lalu. Karl Marx tidak hanya rapi terawat, tapi juga pemikir yang romantis.
Diberitakan AFP, Kamis (7/3), kartun bergaya anime Jepang ini digunakan untuk memperkenalkan Karl Marx dan ajaran komunisme kepada anak-anak muda. Biasanya, soal Karl Marx selalu dibawakan dalam buku-buku tebal di kelas yang membosankan.
Anime "Sang Pemimpin" soal Karl Marx di China. Foto: STR/AFP
"Banyak karya Karl Marx, tapi tidak ada dalam format yang bisa diterima anak-anak muda," kata Zhuo Sina, salah satu penulis naskah anime tersebut.
"Kami ingin mengisi celah itu. Kami berharap orang-orang bisa mendapatkan pemahaman yang positif dan tertarik kepada Marx," lanjut Zhuo.
Anime itu dibuat oleh studio anime Wawayu yang disokong pendanaannya oleh Departemen Propaganda Partai Komunis China. Zhuo mengatakan, naskah film itu dibuat berkonsultasi dengan para ahli Marxisme.
ADVERTISEMENT
Film ini mengambil latar waktu ketika Marx masih kuliah. Tidak hanya soal bagaimana Marx menemukan teori sosialisme dan menuangkannya dalam "Manifesto Komunis", tapi anime ini juga mencakup hubungan percintaannya dengan Jenny von Westphalen, istrinya.
Anime "Sang Pemimpin" soal Karl Marx di China. Foto: STR/AFP
Sambutan atas anime ini tidak meriah. Dari lima bintang, "Sang Pemimpin" hanya mendapatkan dua bintang di Bilibili, situs berbagi video di China.
Kebanyakan komentarnya mengatakan bahwa film itu adalah cuci otak yang ditanamkan pemerintah kepada anak-anak muda. Berbagai komentar kritikan terhadap pemerintah juga bermunculan, terutama soal kebebasan beragama dan hak-hak buruh.
Menurut Jeroen de Kloet, profesor University of Amsterdam di Belanda yang meneliti soal media dan kebudayaan pemuda di China, kisah Marx memang ditampilkan dalam bentuk anime yang segar, tapi isinya terlalu banyak percakapan soal teori yang gagal memanusiakan Marx.
ADVERTISEMENT
"Ini seperti pemerintah menceramahi anak-anak muda apa itu Marxisme," kata de Kloet.
Pemerintah China rayakan ulang tahun Karl Marx. Foto: REUTERS/Jason Lee
Selain itu, nilai-nilai Marxisme yang mengetengahkan kaum proletar dalam anime itu bertentangan dengan kondisi China modern saat ini yang sarat kapitalime dan orang-orang kaya.
"Anda membuka pintu di Beijing dan Anda melihat realitas yang berbeda, jadi ada ketegangan di sini," kata de Kloet lagi.