China Klaim Telah Pulangkan Mayoritas Tahanan di Detensi Xinjiang

30 Juli 2019 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kamp penjara Uighur di Dabancheng, Xinjiang. Foto: Reuters/ Thomas Peter
zoom-in-whitePerbesar
Kamp penjara Uighur di Dabancheng, Xinjiang. Foto: Reuters/ Thomas Peter
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah China mengklaim mayoritas tahanan di detensi di Xinjiang telah dipulangkan. Keberadaan detensi di Xinjiang dinilai bentuk pelanggaran HAM.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti PBB serta aktivis HAM detensi di Xinjiang dipakai menahan jutaan warga etnis Muslim Uighur.
China membantah adanya detensi di Xinjiang. Versi China, yang terdapat di Xinjiang adalah pusat pelatihan vokasional yang bertujuan menjauhkan warga Muslim dari ajaran radikal serta melatih kemampuan bekerja.
Deputi Pemimpin Xinjiang Alken Tuniaz mengklaim keberadaan pusat pelatihan menuai keberhasilan. Sebab, sudah banyak kegunaan yang didapat dari tempat tersebut.
Kamp penjara Uighur di Dabancheng, Xinjiang. Foto: Reuters/ Thomas Peter
"Jumlah orang yang berada di sana dinamis, mayoritas sudah sukses dan bekerja," sebut Alken seperti dikutip dari Reuters, Selasa (30/7).
"Kini, mayoritas yang berada di pusat pelatihan sudah kembali ke masyarakat, kembali pulang ke rumah," sambung dia.
Tuniaz menambahkan, tudingan telah terjadinya pelanggaran HAM di kamp itu sepenuhnya salah dan bentuk tuduhan tanpa bukti.
Uighur Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
"Beberapa negara dan media punya motif tersembunyi, mereka membalikkan fakta dan melakukan kesalahan, mereka memfitnah dan mencoreng China," tegas Tuniaz.
Selama bertahun-tahun China dituduh melakukan pelanggaran HAM terhadap jutaan etnis Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang.
Salah satu bentuk pelanggaran HAM adalah keberadaan detensi di Xinjiang. Di tempat itu, warga Muslim diduga dipaksa meninggalkan keyakinannya, didoktrin komunis, mengalami berbagai siksaan.