Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Curhat Vijie Atlet Skateboard Dunia yang 'Dilupakan' Pemerintah
26 Juli 2018 12:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Satria Vijie, atlet skateboard asal Jakarta punya segudang prestasi. Dengan skateboardnya, Vijie telah berkali-kali mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
ADVERTISEMENT
Namun banyaknya prestasi itu tak berbanding lurus dengan dukungan pemerintah yang diterimanya. Vijie mengaku semua usahanya itu harus dikerjakan sendiri.
Pria berusia 27 tahun ini mengisahkan ia hampir menggadaikan skateboardnya demi mengikuti kejuaran nasional di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu ia tidak memiliki uang untuk membeli tiket pesawat.
Vijie lalu mendatangi pemilik Skatepark untuk menjual papan skatenya, namun niatnya dipatahkan oleh pemilik skatepark tersebut karena ia melihat potensi besar yang dimiliki Vijie.
Keyakinannya untuk menang itu pun membuahkan hasil, Vijie berhasil meraih juara satu dalam kejuaran Nasional yang diikuti oleh skaters dari berbagai daerah di Indonesia.
"Akhirnya waktu itu kebetulan di support dari Puink Skatepark, berangkat ke sana dikasih helm, dan kebetulan di sana juara satu. Juara satu dapat cash, pas balik pengen balikin uangnya tapi dia enggak mau, jadi makasih banget itu sih," ujar Vijie saat ditemui kumparan, Senin (23/7).
Pertandingan demi pertandingan tingkat nasional telah banyak diikuti Vijie. Ia pun memberanikan diri untuk mengikuti pertandingan kelas Internasional. Vijie mencoba mengasah keterampilan bermain skateboardnya dengan mengikuti pertandingan di China tahun 2012.
ADVERTISEMENT
Vijie mengaku untuk mengikuti kejuaran dunia saat itu, dia tidak banyak mendapat bantuan dari pemerintah. Secara mandiri Vijie mencari sponsor untuk bisa memberangkatkannya ke China. Beruntung, ia mendapatkan sponsor yang mau mempercayainya untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Sesampainya di China, ia tidak menyangka mendapat sambutan hangat dari pemerintah Indonesia. Mulai dari kedatangan saat di bandara, jamuan makan malam hingga support di lapangan. Di ajang tersebut Vijie mengantongi juara 4.
Begitu pulang ke Indonesia, Vijie mengaku punya harapan besar untuk tetap mendapat sambutan hangat dari pemerintah walaupun hanya memperoleh juara 4 di ajang dunia. Namun realita tak sesuai harapan.
"Berharapnya pas kita balik, pas gua balik, agak gimana gitu yah. Ternyata enggak, masih mikirin yang aduh padahal di sana kayak gimana gitu yah diangkat-angkat, pas sampai sini kayak "Oke dia balik naik bus aja" dari bandara naik bus ," tuturnya sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Kurangnya perhatian dari pemerintah tidak membuat Vijie patah semangat, ia tetap berusaha mengikuti perlombaan di kancah dunia. Terakhir, dia juara tiga di ajang olahraga ekstrem, Festival International des Sports Extremes (FISE) di Chengdu, Cina, 2016 lalu.
Sama seperti halnya saat ke China tahun 2012, Vijie tidak mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Lagi-lagi ia harus mengeluarkan dana sendiri. Mulai dari mengurus visa, tiket pesawat dan juga biaya hidup saat di China.
"Aku harus 15 jam transit, jadi anak-anak udah nyampe duluan, aku masih yang di Singapura nungguin 15 jam , jadi telat-telat gitu sampai sana. Dan pulangnya pun sama, jadi sudah dapat medali itu nunggu 15 jam, tidur di bandara , yang gue bingung mau jajan juga enggak punya duit," keluh Vijie.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Indonesia ia mengaku hanya mendapat ucapan selamat dari media dan kerabatnya. Vijie tidak mendapat ucapan selamat dan perhatian dari pemerintah.
Meski begitu Vijie menegaskan tetap akan berkarier di dunia skateboard. Dia berharap skateboard lebih mendapat perhatian lagi dari pemerintah.
"Mudah-mudahan sih untuk regenerasi di bawah saya sih, pemerintah sudah aware sih," tutur Vijie.
Vijie kini bisa membuktikan bisa mandiri meski tanpa perhatian dari pemerintah. Dia terbukti, dipercaya menjadi salah satu brand ambassador di salah satu perusahaan sepatu internasional. Ia juga menjadi bintang iklan di beberapa perusahaan.
Uang yang diperoleh dari hasil pertandingan dan pendapatannya sebagai bintang iklan, ia tabung untuk modal bisnis bila sudah pensiun dari skateboard.
ADVERTISEMENT
"Sekarang harus lebih kreatif, sudah punya brand sendiri untuk buat papan skate, udah ada di berbagai store. Punya store sendiri juga, dan sekarang juga suka bikin event skate gitu," pungkasnya
Simak selengkapnya perjuangan para juara dunia dalam topik Zohri dan Juara Dunia di kumparan.