Data-data yang Perlu Dibawa Keluarga Korban Lion Air ke RS Polri

29 Oktober 2018 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga korban mulai padati ruang DVI RS Polri Kramat Jati. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga korban mulai padati ruang DVI RS Polri Kramat Jati. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
7 kantung jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat, telah tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. RS Polri yang diperuntukkan sebagai posko identifikasi sudah didatangi keluarga korban Lion Air sejak Senin (29/10) siang.
ADVERTISEMENT
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo, meminta para keluarga korban untuk datang dengan membawa data dan dokumen terkait untuk kebutuhan ante mortem. Salah satunya adalah sidik jari korban yang dapat dilihat dari ijazah.
"Tentang sidik jari, jadi semua sertifikat ijazah yang ada sidik jarinya silakan diambil," ujar Edi di RS Polri Kramat Jati, Senin (29/10).
Edi berharap keluarga juga membawa data gigi, bahkan nomor telepon dokter gigi yang biasa melakukan perawatan terhadap korban. Bila tidak ada data gigi, keluarga diminta untuk membawa foto korban yang tersenyum lebar dengan memperlihatkan giginya.
"Syukur punya foto gigi dari dokter gigi. Kalau enggak ada foto gigi, foto pada saat tersenyum. Kalau bisa pada saat tertawa lebar, sehingga semua gigi tampak kelihatan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Selain sidik jari dan data gigi, Edi juga meminta keluarga membawa foto korban terakhir serta properti yang dikenakan saat menaiki pesawat. Misal dari warna baju, celana, hingga menggunakan aksesoris jam dan gelang jenis apa.
Edy mengungkapkan, sebanyak 66 personel yang terdiri dari dokter hingga ahli DNA dikerahkan untuk mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
"Dari Rumah Sakit Polri ada 66 personel, termasuk dokter yang lainnya termasuk dokter gigi, teknisi ahli kimia, ahli biologi, ahli DNA, termasuk supir ambulans 66 itu. Tapi belum termasuk tim dokter dari Jawa Barat, Polda Metro Jaya dan Mabes Polri," pungkasnya.