Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Datang ke Indonesia, Menhan AS Jualan Senjata
23 Januari 2018 13:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Penjualan alutsista menjadi salah satu bahasan yang dibicarakan dalam pertemuan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan Menhan Amerika Serikat James Mattis. Ryamizard menyebut, Negeri Paman Sam menawarkan persenjataan AS kepadanya.
ADVERTISEMENT
"Dia akan menjual alutsista kepada kita," ucap Ryamizard di Kemenhan, Jakarta Pada Selasa (23/1).
Meski sudah ada penawaran yang masuk, Ryamizard tidak memberikan jawaban pasti apakah pemerintah akan membeli atau tidak alutsista dari AS tersebut. Dia menegaskan, semua itu tergantung ketersediaan dana yang ada.
"Tergantung kita ada duitnya enggak," ucap dia.
Ryamizard hanya memastikan, hingga kini, Alutsista yang sudah tersedia masih cukup. Di samping itu, tidak ada hal begitu mendesak yang memerlukan pembelian persenjataan baru.
"Karena kita enggak perang, perang kita sama teroris," tuturnya.
Kendati tidak memerlukan di saat ini, pria yang pernah menjabat sebagai KSAD itu tak menutup kemungkinan di tahun mendatang, RI akan membeli alutsista. Pasalnya, di masa mendatang pastinya persenjataan Indonesia akan termakan zaman dan semakin tua.
"Kan, tua-tua sudah, kalau mobil 100 tahun masih jalan, kalau pesawat ngeri juga," ucap Ryamizard.
ADVERTISEMENT
AS sempat mengembargo penjualan alutsista ke Indonesia. Embargo dilakukan pada periode 1995, setelah AS menuding tentara Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah konflik Timor Leste atau Papua.
Setelah 10 tahun memberlakukan embargo, AS mempertimbangkan kembali keputusannya. Akhirnya, pada 2005 keputusan embargo terhadap Indonesia resmi dicabut.