Demi Regulasi yang Adil, Komunitas Vaper Asia Luncurkan #VapersBeHeard

14 September 2018 22:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran kampanye #VapersBeHeard dari Komunitas Vapers Asia.  (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran kampanye #VapersBeHeard dari Komunitas Vapers Asia. (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komunitas vapers dari Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand meluncurkan gerakan #VapersBeHeard dalam diskusi panel 'Peran Konsumen Terhadap Peraturan Tembakau Alternatif'yang digelar IDEAS di Manila, Filipina.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini bertujuan sebagai corong informasi tentang komoditas vape. Selain itu, #VapersBeHeard akan menjadi lokomotif bagi konsumen untuk bisa terlibat dalam pembuatan kebijakan.
"Ke depan kami juga berharap pemerintah dapat lebih terbuka dengan melibatkan kami dalam diskusi membuat kebijakan agar kami dapat menyampaikan aspirasi mengenai produk ini, " ujar Dimasz Jeremia dari Asosiasi Vapers Indonesia kepada kumparan di Manila, Filipina, Jumat (14/9).
Dimasz Jeremiah (tengah) dari Asosiasi Vapers Indonesia. (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dimasz Jeremiah (tengah) dari Asosiasi Vapers Indonesia. (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
Dimasz meyakini vape bisa menjadi solusi alternatif bagi perokok akut. Kawasan Asia Tenggara sendiri memiliki jumlah perokok mencapai 122 juta orang, atau 10 persen dari total perokok di dunia.
Namun, beberapa negara di kawasan Asia justru menerapkan aturan yang lebih ketat terhadap produk vape. Contohnya Malaysia, beberapa wilayah justru memperketat penjualan dan penggunaan vape.
ADVERTISEMENT
"mendapatkan sebungkus rokok lebih mudah daripada membeli alat-alat vape. Kami tak ingin vape dilihat sebagai komoditas yang buruk, " ujar Azrul Hafiz Zainudin dari Malaysian Organization of Vape Entity.
Ilustrasi rokok elektrik atau vape (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok elektrik atau vape (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
Peter Paul Dator dari The Vapers Philippine menyayangkan jika vape dilabeli sebagai komoditas yang memberi dampak buruk. Ia sebagai konsumen sekaligus mantan pecandu rokok merasa kesehatannya jauh membaik ketika mengonsumsi vape tanpa harus mengorbankan kebutuhannya atas konsumsi nikotin.
"Vape menjadi alternatif yang baik. Saya merasakannya sendiri," jelasnya.
Agenda terdekat dari gerakan ini adalah ikut dalam diskusi Organisasi Kesehatan PBB (WHO) bertema 'Framework Convention on Tobacco Control Conference of Parties (FCTC COP)' di Jenewa, Swiss.
"Kami mendesak WHO untuk mendengarkan vapers di Asia yang menyatakan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan lebih rendah dari rokok konvensional," ucap Asa Saligupta dari ENDS Cigarette Smoke Thailand.
ADVERTISEMENT