Demo di Morowali Pesertanya WNI, Bukan Buruh China

25 Januari 2019 16:07 WIB
Massa yang melakukan mogok kerja di Morowali. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang melakukan mogok kerja di Morowali. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
ADVERTISEMENT
Massa yang merupakan buruh dari berunjuk rasa di Morowali, Sulawesi Tengah. Mereka menuntut perusahaan dan pemerintah daerah untuk menaikkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) sebesar 20 persen. Mereka menilai, pembatalan kenaikan UMSK karena ada keberatan dari salah satu perusahaan, yaitu PT IMIP.
ADVERTISEMENT
Aksi unjuk rasa ini berlangsung pada Kamis (24/1). Aksi unjuk rasa sempat ricuh, tapi jajaran kepolisian dari Polres Morowali berhasil mengendalikan situasi. Kapolres Morowali langsung memimpin anggota kepolisian untuk menjaga agar demo tetap kondusif.
Kapolres Morowali amankan rusuh akibat mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Morowali amankan rusuh akibat mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
Selama demo berlangsung, 15 orang perwakilan buruh ikut mediasi bersama dengan Bupati Morowali Taslim dan Kadisnakertrans Morowali Umar Rasyid. Dalam mediasi itu, Pemkab Morowali menyarankan perwakilan buruh menyampaikan protes ke Pemprov Sulawesi Tengah. Pemkab Morowali siap mendampingi para buruh untuk bertemu dengan Pemprov Sulawesi Tengah dan menyampaikan keberatan ini.
Namun, aksi buruh ini dibelokkan oleh orang tak bertanggung jawab. Beredar video melalui WhatsApp Group yang menggambarkan situasi aksi unjuk rasa. Dalam video itu, orang yang berada di video itu menyebut aksi itu diikuti oleh para buruh asal China. Hal ini dinilai cukup meresahkan.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hery Marwono menegaskan, kabar yang beredar dalam video itu merupakan hoaks. Tidak benar, para buruh yang terlibat dalam aksi itu merupakan buruh asal China.
"Tidak benar itu. Peserta unjuk rasa merupakan WNI," tegas Hery saat dihubungi, Jumat (25/1).
Massa yang melakukan mogok kerja di Morowali. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang melakukan mogok kerja di Morowali. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
Hery memastikan, setelah aksi unjuk rasa bubar, massa buruh juga kembali ke tempat tinggal masing-masing. Situasi Morowali juga sudah kondusif.
"Sekarang sudah kondusif," ujar dia.
Sementara, Humas PT IMIP Dedi Kurniawan mengatakan, massa yang berdemo saat itu menuntut kenaikan upah 20 persen dari 8,03 persen yang ditetapkan oleh pemerintah. Dedi memastikan tidak ada aktivitas produksi yang terganggu selama aksi berlangsung.
"Alhamdulillah tidak, pabrik, hampir seluruh pabrik tetap jalan, PLTU kami jalan, pelayanan untuk karyawan juga jalan," kata Dedi, saat dikonfirmasi, Jumat (25/1).
Kapolres Morowali berdiskusi dengan massa yang melakukan mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Morowali berdiskusi dengan massa yang melakukan mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
Dedi mengatakan, dari 30 ribu lebih WNI yang bekerja di PT IMIP, ada seribuan orang yang ikut unjuk rasa. Karena itu, proses produksi perusahaan tidak terganggu.
ADVERTISEMENT
"Kita membuka ruang untuk berdialog, persoalannya pihak serikat buruh tidak mengajukan permintaan berdialog," tambah dia.
Kapolres Morowali amankan rusuh akibat mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Morowali amankan rusuh akibat mogok kerja. (Foto: Instagram/@polresmorowali)
Dedi mengakui, unjuk rasa sempat ricuh tapi saat ini sudah kondusif. Terkait rencana buruh yang akan mogok bila tuntutan tak dipenuhi, Dedi mengimbau karyawan tidak melakukan itu. Sebab ada sanksi yang diberikan kepada karyawan.
"Manajemen sudah menerbitkan surat imbauan dan mensosialisasikan yang meminta karyawan tetap masuk kerja jika memilih mogok kerja akan ditindak sesuai peraturan negara dan perusahaan yang berlaku," ucap dia.