Demokrat: Opsi Koalisi di 2019 Tinggal Jokowi atau Prabowo

19 Juli 2018 15:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hinca Panjaitan (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hinca Panjaitan (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Demokrat masih membuka kemungkinan koalisi dengan Joko Widodo, Prabowo Subianto, atau membentuk poros ketiga. Namun, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyebut berdasarkan kalkulasi politik saat ini, Demokrat tinggal memiliki 2 opsi, yaitu ke poros Jokowi atau Prabowo.
ADVERTISEMENT
“Hari-hari ini kelihatannya tinggal Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Tinggal (opsi koalisi) secara matematika politik. Tak mungkin lagi ada pihak ketiga, kecuali parpol peserta di koalisi satu atau lainnya loncat bikin (koalisi) ketiga,” kata Hinca di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7).
Oleh karena itu, kata Hinca, Demokrat tak mau terburu-buru menentukan arah dukungan koalisi. Apalagi posisi politik Demokrat saat ini cukup strategis sebagai partai penentu dengan raihan kursi 10,9 persen di parlemen.
“Karena itu masih ada waktu antara 4 sampai 10 Agustus dan perbicangan soal ini masih terus kami bicarakan di sidang Majelis Tinggi partai yang akan memutuskan baru kami mulai pertarungan. Setelah itu nanti akan sidang Majelis Tinggi lagi setelah pertemuan dengan Pak Prabowo minggu-minggu ini,” ujar Hinca.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Demokrat percaya diri karena berhasil mem-branding AHY sebagai salah satu kandidat cawapres yang paling diunggulkan di seluruh rilis lembaga survei.
“Kemudian ketua umum kami, Pak SBY, itu presiden 10 tahun. Kemudian kami juga berhasil mengangkat citra dan elektabilitas Mas AHY sebagai cawapres yang diunggulkan semua lembaga survei. Jadi benar kalau partai-partai lain atau koalisi yang lain mengajak kami. Kalau bilang mengajak iya, baik koalisi Pak Jokowi maupun koalisi Pak Prabowo,” tutur anggota Komisi III DPR itu.
Demokrat pun hingga saat ini masih berupaya agar AHY bisa maju di Pilpres 2019 sebagai cawapres. Apalagi, kata Hinca, berdasarkan rilis lembaga survei selama 6 bulan terakhir, elektabilitas AHY sebagai cawapres cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
“Saya kira semua partai politik akan mendorong kadernya menjadi menempati puncak. Lembaga survei juga enam bulan terakhir menempatkan AHY sebagai cawapres yang elektabilitasnya tertinggi,” tutup dia.