Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Demokrat: PAN dan PKS Tak Terbuka soal Opsi Anies - AHY
27 Juli 2018 13:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Seminggu jelang pendaftaran capres-cawapres pada 4-10 Agustus mendatang, kembali muncul opsi pasangan Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2019. Opsi tersebut sebenarnya telah muncul pada awal Juli lalu oleh Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, opsi Anies - AHY sulit terealiasi. Penyebabnya, opsi Anies - AHY tak mendapat sambutan positif dari sejumlah partai. Ferdinand menyebut partai tersebut adalah PAN dan PKS.
"Dari dulu kan opsi Anies-AHY ini sudah muncul, tapi apakah disambut PAN? Dan juga PKS? PAN sampai sekarang pun sikapnya tidak jelas. Dia (PAN) masih ada kemungkinan balik ke Jokowi. Segera dong ngomong PAN. Ada baiknya kalau PAN ingin (Anies-AHY), ya PAN bicara ke publik, jangan disimpan di dapur,” ujar Ferdinand saat dihubungi kumparan, Jumat (27/7).
Sementara untuk PKS, Ferdinand menilai PKS masih berusaha untuk merebut kursi cawapres Prabowo. Sehingga, kata dia, PKS tidak terlihat serius ingin mengusung capres alternatif selain Prabowo seperti opsi Anies - AHY.
ADVERTISEMENT
"Faktanya PKS sekarang terus berburu posisi cawapresnya Prabowo. Jadi kalau ada yang bilang orang PKS lebih menginginkan Anies, kenapa mereka tidak ngomong? Ngomong dong PKS-nya. Jadi jangan disimpan di dapur, ini hanya merecoki kuping aja", kata Ferdinand.
Menurutnya, Anies memang merupakan sosok non-parpol. Akan tetapi, kata Ferdinand, citra Anies telah melekat dengan PKS. Di sisi lain, nama Anies juga masuk dalam bursa capres-cawapres PKS di luar 9 nama internalnya.
“Anies itu memang orang non-parpol, tetapi identik, terstigma, tercap bahwa Anies itu orang parpol, orang PKS. Karena namanya pun masuk di PKS kan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, menurut Ferdinand, capres potensial untuk diusung pada Pilpres 2019 mendatang yakni Prabowo. Namun terkait posisi cawapres, sebaiknya diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo. Sebab, Prabowo sebagai capres memiliki otoritas untuk memilih cawapres terbaiknya.
“Serahkan saja ke Prabowo, dia akan pilih siapa, kan selesai. Kita serahkan ke Prabowo karena dia otorisasinya yang paling tahu dia akan dengan siapa berpasangan. Maka Prabowo harus berpasangan dengan sosok yang menghormati dia, yang buat dia bisa bicara nyaman,” tutup Ferdinand.