Demokrat soal Poros Ketiga Pilpres: Gatot-AHY Layak Tantang Petahana

8 Mei 2018 6:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot dan AHY (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gatot dan AHY (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat menginginkan adanya poros ketiga dalam Pilpres 2019. Poros ketiga ini nantinya akan menggandeng PKB, PAN, dan PBB.
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean mengatakan, tawaran koalisi untuk poros ketiga kepada ketiga partai itu diberikan karena mereka belum menyatakan dukungan, baik untuk Joko Widodo dan untuk Prabowo Subianto.
"Kenapa kita memilih mereka untuk menjadi teman komunikasi politik karena memang partai inilah yang belum menyatakan dukungan sampai saat ini ke pihak mana pun. Tidak ke Pak Jokowi, belum juga ke Pak Prabowo," kata Ferdinand saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (7/5).
Ferdinand mengakui, keinginan agar poros ketiga ini dapat terbentuk bukan untuk mengejar kekuasaan, melainkan untuk menghindari konflik yang terjadi antarmasyarakat. Salah satu konflik yang dimaksud oleh Ferdinand adalah munculnya tagar #2019GantiPresiden yang dinilai menimbulkan konflik dan ketegangan antarmasyarakat.
ADVERTISEMENT
"Karena kita lihat stigma Jokowi dan Prabowo yang sekarang meluas di masyarakat, ternyata kita cermati dan amati jadi pertentangan baru yang mungkin akan cukup serius melahirkan konflik ke depan. Kita melihat dari sekarang hashtag saja sudah kelihatan bagaimana ketegangan di tingkat masyarakat," ujarnya.
"Ini sangat mengkhwatirkan bagi Partai Demokrat. Kita melihat bahwa jangan sampai ada perpecahan kemudian hanya karena pilpres diikuti oleh dua poros yang sekarang stigmanya makin keras di Jokowi dan Prabowo. Kita enggak ingin pesta demokrasi ini yang harusnya membuat bangsa kita maju ternyata malah mengalami kemunduran," imbuhnya.
Untuk mewujudkan agar poros ketiga dapat terwujud, Ferdinand mengungkapkan ada sejumlah nama yang memang dipertimbangkan untuk maju sebagai pasangan capres dan cawapres. Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Zulkifli Hasan menjadi nama-nama yang dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
"Ada tokoh-tokoh independen seperti Chairul Tanjung kita masukkan karena beliau ini ekonomi yang cukup sukses. Ada juga Pak Yusril Ihza Mahendra dari PBB, dan tokoh-tokoh lain yang sedang jadi perhatian publik. Kita akan aduk-aduk gimana, kita akan simulasikan siapa yang paling pantas untuk dimajukan, maka kita akan memajukan itu," paparnya.
Meski demikian, kata Ferdinand, jika melihat hasil survei saat ini, ia menilai duet Gatot-AHY sangat mungkin untuk menjadi paslon di Pilpres 2019 apabila poros ketiga terbentuk.
"Kalau saya pribadi memang mengusulkan, bahwa kalau lihat hasil lembaga survei semuanya yang tertinggi saat ini kan ada dua nama, Gatot Nurmantyo dan AHY. Maka kalau saya pribadi, ini pendapat pribadi saya, memang Gatot-AHY pasangan yang sangat layak untuk menantang petahana saat ini," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia berpendapat, publik memiliki ekspetasi yang cukup tinggi apabila Gatot-AHY dipasangkan di Pilpres 2019. Meski demikian, ia tidak menutup kemungkinan apabila duet seperti Gatot-Cak Imin, Cak Imin-AHY, atau Zulkifli Hasan-AHY dipasangkan nanti.
"Kita akan simulasikan nanti. Tapi kalau berkaca kepada hasil survei, memang Gatot-AHY adalah pasangan yang layak untuk dikontestasikan di Pilpres 2019," ujarnya.
Selain karena hasil survei Gatot dan AHY yang cukup tinggi, Ferdinand mengungkapkan ketokohan Gatot dan AHY diterima dengan baik oleh publik. Apalagi, kata Ferdinand, baik Gatot dan AHY sama-sama memiliki pengalaman di bidang politik.
"Tapi kalau dengan Gatot-AHY, publik sudah lihat ada faktor Gatot yang sudah berpengalaman dalam politik, ada faktor-faktor tegas berwibawa. Ini yg diinginkan publik sekarang," paparnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, lanjut Ferdinand, AHY juga memiliki kemampuan yang cukup mumpuni di bidang ekonomi. Apalagi dengan adanya sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Demokrat yang juga adalah mentor politik AHY.
"SBY adalah ekonomi yang cukup handal. Meskipun dilihat orang sebagai politisi, tapi SBY ini ekonomi yg cukup handal, terbukti pemerintahannya 10 tahun mampu mengeluarkan Indonesia dari krisis, membawa Indonesia masuk kepada G-20. Artinya SBY ekonomi yang cukup handal, sehingga faktor Gatot-AHY di situ kan ada SBY nya juga," kata dia.
"Jadi ini perpaduan yang cukup bagus menurut saya ketika nanti jadi mentor di sana, di sini ada sosok yang tegas dan berwibawa, nasionalisme enggak diragukan, tentu akan sangat bagus untuk ke depannya memimpin bangsa ini menurut saya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT