Di Bogor, Ulama AS Usulkan Bentuk Komisi Rekonsiliasi Umat Islam

3 Mei 2018 12:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di acara KTT Ulama Dunia di Istana Bogor. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara KTT Ulama Dunia di Istana Bogor. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Ulama Amerika Serikat mengimbau dibentuknya komisi rekonsiliasi umat Islam dunia di bawah satu kepemimpinan. Ini juga merupakan langkah konkret dari "Pesan Bogor" yang disepakati dalam pertemuan ulama-ulama dunia di Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Muzammil Assidiqi, Ketua Dewan Fiqih Amerika Utara yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat, mengatakan dalam forum High Level Consultation of World Moslem’s Scholars on Wasatiyyat Islam, Kamis (3/5), wasathiyah Islam yang menjadi ruh dari Pesan Bogor harus dikembangkan dalam rencana kerja, termasuk dalam bidang kurikulum pendidikan dan komisi penengah konflik.
"Ada banyak konflik yang terjadi di dunia Islam dan kita sebaiknya membentuk semacam komisi asimilasi, komisi arbitrase, perlu kepemimpinan," kata Assidiqi.
"Kita sudah melakukan sesuatu, kita sudah menyelenggarakan sesuatu, program, tetapi mana kepemimpinannya? Sedih rasanya melihat para pemimpin yang hebat-hebat ini justru memerangi dan dibunuh oleh saudara sesama Muslim," lanjut dia lagi.
Menurut Assidiqi, komite rekonsiliasi ini diharapkan bisa menjadi penengah dalam berbagai konflik yang melibatkan umat Islam di seluruh dunia. Wasathiyah Islam dalam Pesan Bogor juga diharapkan bisa menjadi landasan dalam berideologi, sebuah jalan tengah, yang tidak radikal dan ekstrem ke kiri atau ke kanan.
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
Ada tujuh nilai utama wasathiyah yang termaktub dalam Pesan Bogor, yang diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, dan harmonis. Salah satu di antaranya adalah "Syura", yaitu bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
ADVERTISEMENT
Musyawarah ini yang nantinya berfungsi untuk membangun rekonsiliasi. Assidiqi mengatakan, untuk itulah komite rekonsiliasi harus segera dibentuk, demi mendamaikan kedua pihak yang berseteru.
"Ini adalah perintah dari Allah, ketika dua orang kaum yang berperang harus ada rekonsiliasi yang diberikan, harus ada perdamaian. Tentu jika ada yang salah kita bisa benahi, tapi jika memang bisa berekonsiliasi, kenapa tidak? Untuk itulah mari kita mengarah ke jalan itu, Insyaallah," kata Assidiqi.
Usulan Assidiqi hanya satu dari banyak usulan yang muncul dalam forum tiga hari yang juga dihadiri oleh Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Muhammad Ahmed Al-Thayyeb, itu. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Antar agama dan Peradaban Din Syamsudin mengatakan pemerintah Indonesia dalam forum itu mengusulkan dibentuknya poros wasathiyah Islam.
ADVERTISEMENT
Pertemuan semacam ini juga akan dilakukan secara rutin untuk menindaklanjuti usulan-usulan tersebut.
"Tadi diusulkan dibentuk poros wasathiyah Islam. Semula ada yang mengusulkan jaringan untuk wasathiyah Islam, jaringan dunia, porosnya dunia. Kita yang mengusulkan, dan mereka menerima," kata Din.