news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Depan Panglima TNI-Kapolri, Pendeta Minta Aparat Ditarik dari Papua

6 September 2019 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tokoh Agama Jayapura memberikan sambutan saat acara Tatap Muka dengan Panglima TNI dan Kapolri di Hotel Sahid, Entrop, Jayapura. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh Agama Jayapura memberikan sambutan saat acara Tatap Muka dengan Panglima TNI dan Kapolri di Hotel Sahid, Entrop, Jayapura. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua. Dalam kesempatan itu, para tokoh agama meminta agar Polri dan TNI dapat menarik pasukannya dari Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Di hadapan Kapolri dan Panglima, Pendeta John Wabrauw meminta pasukan Polri dan TNI segera ditarik dari Papua dan Papua Barat. Menurutnya, keberadaan pasukan dengan senjata lengkap dan berpakaian gelap dapat menghadirkan kembali trauma masa lalu masyarakat saat diberlakukannya Daerah Operasi Militer (DOM) di Papua.
“Atas nama seluruh gembala, kami terima kasih karena bapak berdua mewakili negara, dan permohonan kami penjagaan jangan terlalu lama. Kami biasa lihat (pasukan) patroli malam dengan baju gelap. Jangan lagi orang berpikir ke masa lalu yang kelam, jangan ada lagi trauma dalam pembangunan,” kata Pendeta John di Hotel Sahid, Entrop, Jayapura, Jumat (6/9).
Tokoh Agama Jayapura memberikan sambutan saat acara Tatap Muka dengan Panglima TNI dan Kapolri di Hotel Sahid, Entrop, Jayapura. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Ia berharap Presiden Joko Widodo dapat memperhatikan masalah ini. Menurutnya, permasalahan di Papua tidak bisa diselesaikan menggunakan paradigma Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Kalau datang dengan paradigma Jakarta tak akan selesai. DOM dan pressure akan luka. Karena damai, kita harus berbicara seperti keluarga, dan ini yang harus disampaikan kepada Jokowi. Bantu kami. Membangun jangan setengah-setengah,” tegasnya.
Dalam tanggapannya, Tito menyebut bisa menarik pasukannya dari Papua dan Papua Barat asalkan situasi kondusif, dan tokoh agama juga membantu mendinginkan suasana. Sehingga Tito berharap tokoh agama juga ikut bekerja dalam memantau situasi di sana.
“Tapi sebetulnya 6 ribu pasukan besok bisa saya tarik. Kalau apa? Kalau tokoh agama bisa gantikan posisi kita. Nah itulah kita harapkan secepat mungkin jika tokoh agama bekerja secepat mungkin. Bisa dinginkan suasana dan mereka enggak aneh-aneh, nah anggota bisa pulang. Karena mereka punya keluarga juga di kampung,” pungkas Tito.
ADVERTISEMENT