Di Depan Relawan, Jokowi Cerita Pernah Tinggal di Bantaran Sungai

24 Februari 2019 20:18 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Jokowi bertemu Kader dan Relawan Jokowi-Ma'ruf di Palembang, Sumsel. Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Capres Jokowi bertemu Kader dan Relawan Jokowi-Ma'ruf di Palembang, Sumsel. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Calon presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam acara 'Konvensi Rakyat: Optimis Indonesia Maju' di Sentul International Conventiona Center (SICC), Bogor, Minggu (24/2).
ADVERTISEMENT
Jokowi membuka pidatonya di depan ribuan relawan dengan menceritakan kisah kesulitannya di masa kecil saat pernah tinggal di bantaran sungai hingga tergusur.
"Saya lahir dan tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana. Bapak saya pernah jualan bambu dan kayu di sebuah pasar yang namanya Pasar Gilingan Solo. Jadi dari kecil saya sudah menjadi bagian dari kehidupan pasar rakyat," cerita Jokowi membuka pidato kebangsaannya.
"Bapak saya juga menyambi sebagai sopir. Kami pernah tinggal di bantaran sungai Kalianyar. Kemudian digusur dan harus mencari rumah kontrakan," imbuhnya.
Massa pendukung memadati venue Konvensi Rakyat: Optimis Indonesia Maju di SICC, Sentul, Jawa Barat, Minggu (24/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pengalaman itu menurut Jokowi menumbuhkan tekad agar rakyat Indonesia tidak mengalami kesulitan seperti yang dia alami. Tapi meski hidup dalam keluarga yang sederhana, Jokowi mengaku tetap bahagia.
ADVERTISEMENT
"Masa kecil saya penuh dengan kegembiraan. Saya belajar dan bermain di tepi sungai bersama teman-teman saya. Namun keluarga seperti keluarga kami selalu dihantui ketakutan tidak bisa berobat ketika sakit, dan dihantui ketakutan tak mampu meneruskan sekolah," kisahnya.
"Oleh karena itu saya bertekad rakyat Indonesia harus bebas dari rasa ketakutan seperti itu," imbuh mantan Gubernur DKI itu.
Massa pendukung memadati venue Konvensi Rakyat: Optimis Indonesia Maju di SICC, Sentul, Jawa Barat, Minggu (24/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Jokowi lanjut bercerita, berkat kegigihannya dia berhasil sekolah dan kuliah. Setelah lulus, Jokowi merasakan perjuangan mencari pekerjaan yang tidak mudah. Hingga akhirnya dia bekerja untuk pertama kali di Aceh.
"Pengalaman saya di Aceh juga menunjukkan pentingnya peranan istri dalam meniti karier saya. Saya yakin perempuan-perempuan di Indoensia memberikan peran yang sangat berarti bagi kelurga bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," lanjutnya.
Massa pendukung memadati venue Konvensi Rakyat: Optimis Indonesia Maju di SICC, Sentul, Jawa Barat, Minggu (24/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Setelah tiga tahun di Aceh, Jokowi kembali ke Solo dan memulai usaha di bidang furniture hingga sukses mengeskpornya ke beberapa negara. Jokowi lalu terjun ke politik dengan menjajaki diri menjadi Wali Kota Solo.
ADVERTISEMENT
"Pengalaman panjang, jadi wali kota dua periode, Gubernur Jakarta dan kemudian jadi presiden, memberikan bekal pengalaman saya untuk mengelola negara," terangnya.
"Perjalanan hidup saya mengajarkan kepada saya dan keluarga daya untuk selalu optimis dalam menghadapi semua masalah, selalu bekerja keras dan tidak mudah menyerah," pungkasnya.