Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Perusahaan teknologi raksasa China, Huawei , boleh jadi "dimusuhi" Amerika Serikat dengan sanksi dan embargo. AS menuding Huawei jadi tangan pemerintah China untuk memata-matai mereka. Namun pasar mereka bukan cuma di AS, Huawei masih merajai bisnis teknologi tinggi di Afrika.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Senin (10/6), pekan lalu Huawei menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Uni Afrika. Hal ini membuktikan ketegangan antara Huawei dan AS tidak merembet hingga ke Afrika.
"Ini untuk menunjukkan bahwa Huawei masih ada di Afrika dan mereka ingin menjadi pemain utama dengan memposisikan diri di sektor dengan pertumbuhan yang sangat penting," kata Ruben Nizard, ahli ekonomi dan Sub-Sahara Afrika di perusahaan keuangan Prancis Coface kepada AFP.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini pertama kali masuk Afrika lewat Kenya pada 1998. Kini, Huawei telah merambah 40 negara di benua tersebut. Walau telah ditinggalkan Google, namun Huawei kini jadi pemain utama di teknologi 5G Afrika.
Dengan Mesir, Huawei telah meneken kontrak 5G selama pelaksanaan Piala Afrika antara 21 Juni hingga 19 Juli. Di Afrika Selatan tahun ini, Huawei memberikan pelatihan ke kampus-kampus terkemuka soal teknologi internet super-cepat 5G.
ADVERTISEMENT
Di Kenya, Huawei teken kontrak USD 172 juta pada April lalu untuk pembangunan pusat data dan layanan "smart-city". Huawei sendiri telah membenamkan kamera video pengawas keamanan pintar di ibu kota Kenya, Nairobi.
Kamera serupa telah dipasang di Mauritius sebanyak 4.000 unit di 2.000 lokasi. Kamera keamanan Huawei mendapatkan pujian, salah satunya dari Menteri Keamanan Ghana Albert Kan-Dapaah.
"Ketika kejahatan terjadi, berkat kamera ini, kami melakukan magic," kata Kan-Dapaah dalam sebuah video.
Huawei Marine, sayap perusahaan Huawei untuk kabel bawah laut, telah membantu menyambungkan sistem Afrika ke Asia dengan kabel sepanjang 12 ribu kilometer.
Nama Huawei tetap harum di Afrika kendati pada 2018 muncul berita miring soal China. Ketika itu koran Prancis Le Monde melaporkan adanya aktivitas penyadapan oleh China di markas Uni Afrika di Addis Abbaba, Ethiopia.
Menurut sumber Le Monde, penyadapan dilakukan sejak 2012 ketika pembangunan markas Uni Afrika yang dibiayai China rampung. Teknisi bangunan itu menemukan bahwa data-data pada server dikirimkan ke Shanghai. Baik China dan Uni Afrika membantah laporan itu.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat, Huawei akan tetap jadi primadona di Afrika karena teknologinya yang murah.
"Afrika adalah pasar yang telah diidentifikasi dan telah ditaklukkan oleh Huawei, berkat strategi yang sangat agresif dengan harga yang murah dan eksekusi yang cepat," kata Aly-Khan Satchu, pengamat ekonomi independen di Nairobi.
"Fakta bahwa Huawei telah memenuhi kebutuhan Uni Afrika menunjukkan semuanya," lanjut dia.