Din Syamsuddin: Khilafah, Ajaran Islam yang Tak Perlu Ditakuti

3 November 2018 18:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Foto bersama Din Syamsuddin-UAS usai pertemuan di kediaman Din Syamsuddin di Ragunan, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Din Syamsuddin-UAS usai pertemuan di kediaman Din Syamsuddin di Ragunan, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengadakan pertemuan dengan Ustaz Abdul Somad di kediamannya di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan itu, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan khilafah merupakan ajaran islam yang tak perlu ditakuti. Din menilai khilafah merupakan salah satu bagian dari ajaran islam yang berasal dari Alquran.
"Khilafah itu, ajaran islam yang tak perlu ditakuti," kata Din usai pertemuan dengan Ustaz Abdul Somad di kediamannya di Jakarta Selatan," Sabtu (3/11).
"Khilafah itu ajaran islam. Ajaran Alquran, disebut oleh Alquran," katanya.
Suasana rumah Din Syamsudin menjelang pertemuannya dengan UAS, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah Din Syamsudin menjelang pertemuannya dengan UAS, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)
Din mengatakan, ajaran tersebut semestinya dilihat sebagai salah satu ajaran islam yang penting untuk diketahui. "Ketika ada ulama mubaligh berbicara tentang khilafah, itu harus dilihat itu ajaran islam yang penting," kata Din lagi.
Namun demikian terlepas dari cara pandanganya terhadap khilafah, Din tetap tak terima apabila ideologi Pancasila diganti dengan ajaran tersebut. Din menyebut khilafah tertulis di dalam Alquran.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak terima kalau negara pancasila ini mau diganti juga," kata Din.
Bicara soal khilafah, sebelumnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah juga sepakat menangkal paham khilafah yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Ketua Umum PBNU Said Aqil memprediksi tahun 2024 paham khilafah masuk ke Asia Tenggara, namun ia tak merinci detail hal tersebut.
"Saya baca kalau enggak salah ada rencana tahun 2024 harus ada khilafah di (Asia Tenggara), ini termasuk Indonesia. Mudah-mudahan mimpi ini tak terjadi lagi berkat adanya NU dan Muhammadiyah menjaga civil society, konstitusi dulu, sekarang dan seterusnya," kata Said usai bertemu dengan PP Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (31/10).