Dinkes DKI Catat Ada 905 Korban Aksi 22 Mei, 8 Diantaranya Tewas

24 Mei 2019 21:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Hingga 24 Mei 2019 pukul 07.00 WIB, Dinas Kesehatan DKI mencatat ada 905 korban aksi unjuk rasa yang digelar pada 21 Mei hingga 23 Mei di Jakarta. Dari jumlah tersebut, delapan orang di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Delapan orang yang meninggal itu semuanya laki-laki dengan rentang usia antara 16 hingga 31 tahun," jelas Kadis Kesehatan DKI Widyastuti dalam keterangannya, Jumat (24/5).
Dari delapan korban tewas tersebut, empat orang berasal dari Jakarta, dua orang dari Tangerang, satu orang dari Depok, dan satu lainnya dari Pandeglang. Empat korban tewas dibawa ke RS Polri untuk di autopsi, sedangkan empat lainya sudah dibawa pulang oleh keluarga.
Korban aksi massa di RS Tarakan. Foto: Efira Tamara/kumparan
Sementara itu, untuk korban lainnya, tercatat ada 159 orang yang dibawa ke posko lapangan, 14 orang dari dua puskesmas, dan 732 orang lainnya yang dibawa ke 20 rumah sakit di seluruh Jakarta. Para korban tersebut mengalami kondisi yang berbeda-beda, mulai dari luka ringan, luka berat, hingga penyakit lainnya.
ADVERTISEMENT
"Korban paling banyak berusia 20 tahun hingga 29 tahun, itu sekitar 40 persen dari total kasus atau sekitar 360 orang," imbuhnya.
Korban berdatangan di RS Tarakan. Foto: Efira Tamara/kumparan
Dari data tersebut tercatat ada 578 orang yang mengalami luka ringan seperti lecet, luka sobek, memar, hingga iritasi mata. Selain itu, tercatat ada 95 orang lainnya yang mengalami luka berat seperti patah tulang, cedera kepala, luka akibat benda tajam, dan luka akibat benda tumpul.
"Selain itu masih ada 224 orang lainnya yang mengalami berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), dan pingsan. Dari seluruh korban, hingga saat ini yang masih dirawat di rumah sakit masih ada 58 orang," pungkasnya.
Insiden tersebut berawal dari sejumlah massa yang hendak menggelar aksi damai usai KPU mengumumkan hasil rekapitulasi nasional Pilpres 2019. Aksi damai tersebut kemudian berujung ricuh setelah sekelompok massa yang tak dikenal menyusup dan membuat kerusuhan.
ADVERTISEMENT