Direndam 3 Bulan di Laut Mati, Gaun Hitam Ini Berubah Jadi Putih

11 Januari 2018 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaun yang berubah warna (Foto: Dok. Marlborough Contemporary)
zoom-in-whitePerbesar
Gaun yang berubah warna (Foto: Dok. Marlborough Contemporary)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah eksperimen berhasil mengubah gaun berwarna hitam menjadi putih dengan cara direndam di laut Mati kurang lebih selama tiga bulan. Perubahan warna itu disaksikan beberapa orang setelah gaun diangkat dari dasar laut.
ADVERTISEMENT
Gaun yang berubah warna itu dibuat oleh seniman perempuan Israel bernama Sigalit Landau. Ia menamai gaun eksperimennya tersebut dengan 'Salt Bride' atau Pengantin Garam.
Dalam masa eksperimennya, Landau setiap dua minggu sekali memeriksa gaun yang ia rendam. Landau memotret perubahan demi perubahan yang terjadi pada gaunnya.
Setelah kurang lebih tiga bulan, gaun tersebut berubah menjadi berwarna putih dan berkristal. Orang-orangpun takjub menyaksikan perubahan yang terjadi.
Landau membuat gaun tersebut terinspirasi dari pakaian tradisional orang-orang Hasidim, kelompok Yahudi yang muncul pada pertengahan abad ke-2 SM. Gaun tersebut dulunya terkenal saat dikenakan oleh pengantin perempuan bernama Leah dalam sandiwara The Dybbbuk.
Dalam ceritanya, Leah dirasuki oleh setan. Untuk melepaskan setan dari tubuhnya, gaun Leah yang berwarna hitam kemudian ditenggelamkan ke Laut Mati. Dengan menenggelamkan gaun Leah di Laut Mati, air yang membasahi gaun menjadi kristal garam yang akan menempel ke serat kain. Dalam beberapa waktu, kandungan kimia di laut dipercaya akan mengubah gaun yang menjadi simbol kematian dan kemarahan itu menjadi sebuah gaun pernikahan. Gaun akan berubah sesuai fungsi awalnya, yaitu gaun pengatian.
ADVERTISEMENT
"Beberapa tahun, saya terus belajar bagaimana rendah dan anehnya tempat ini. Hal-hal gaib masih ada di sana untuk ditunggu kejadiannya," ungkap Landau dikutid dari Mashable.
Landau sendiri memilih Laut Mati sebagai lokasi perendaman bukan karena tanpa alasan. Selain disebut di dalam sandiwara The Dybbuk, Landau sendiri tinggal di sebelah utara Laut Mati dan kerap menggunakan air di sana untuk keperluan karya seni yang dibuatnya.
Atas keberhasilan eksperimennya, Landau menyebut gaun tersebut laksana simbol penyerahan diri ke api dan air.
"Ini merupakan pertemuan sebuah perbedaan sistem waktu, sebuah logika yang berbeda, dan planet lain. Ini terlihat seperti salju, gula, dan pelukan kematian; Air mata, seperti sebuah penyerahan diri kepada api dan dan kumpulan air," sebut Landau.
ADVERTISEMENT