Ditembak Tentara Israel dengan Peluru Karet, Remaja Palestina Koma

18 Desember 2017 9:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusuhan di Tepi Barat. (Foto: REUTERS/Mohamad Torokman)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusuhan di Tepi Barat. (Foto: REUTERS/Mohamad Torokman)
ADVERTISEMENT
Aksi protes di Palestina terhadap pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel terus memakan korban. Seorang remaja Palestina koma setelah ditembak oleh tentara Israel dengan peluru karet dalam aksi demonstrasi di Tepi Barat beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (18/12), remaja 14 tahun bernama Mohammed Tamimi itu ditembak dari jarak dekat ketika berdemo di desa Nabi Saleh, daerah pendudukan Israel di Tepi Barat, Jumat pekan lalu.
Menurut sepupunya, Manal Tamimi, peluru karet yang ditembakkan tentara Israel masuk ke tengkorak kepalanya melalui bawah hidungnya, dan mematahkan tulang rahangnya.
"Darah muncrat seperti air mancur dari wajahnya. Sangat menakutkan. Tidak ada tahu apa yang mesti dilakukan. Dia pingsan, kami khawatir dia meninggal dunia," kata Manal, 43, ibu empat anak kepada Al Jazeera.
Tentara Israel  (Foto: REUTERS/Mussa Qawasma)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Israel (Foto: REUTERS/Mussa Qawasma)
Mohammed yang mengalami pendarahan langsung dilarikan ke rumah sakit Istishari dekat Ramallah. Dia melalui operasi selama enam jam untuk mengeluarkan peluru dan merekonstruksi letak rahangnya.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya sangat buruk. Dokter khawatir dia akan mengalami masalah pada pendengaran dan penglihatannya," kata Manal.
Pihak rumah sakit mengambil tindakan koma medis selama 72 jam untuk proses pemulihan. Dia rencananya akan siuman pada Selasa waktu setempat dan dokter akan mengamati dampak serangan tersebut.
Warga Nabi Saleh berdatangan ke rumah sakit tersebut untuk menunjukkan solidaritasnya. Banyak yang juga mendonorkan darahnya bagi korban tembakan Israel.
Tidak ada komentar dari militer Israel atas peristiwa ini ketika dihubungi Al Jazeera.
Mohammed hanya satu dari banyak korban peluru tentara Israel dalam aksi protes yang berujuh ricuh di Tepi Barat dan Gaza. Empat orang dilaporkan tewas dalam protes Jumat lalu, salah satunya seorang pria Palestina berkursi roda.
ADVERTISEMENT
Kondisi Palestina tegang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kecaman berdatangan dari seluruh dunia untuk keputusan Trump yang dinilai akan memicu kekerasan itu.