Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
DLHK Bali Pantau Kerusakan Lingkungan Akibat Kebakaran Kapal di Benoa
11 Juli 2018 15:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui sejauh mana kerusakan akibat tumpahan minyak dari kapal yang terbakar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Bali datang memeriksa. Seorang analis dari DLHK Bali yang berada di lokasi kebakaran, Surya Adikrisna, menyebutkan satu liter air dari Pelabuhan Benoa sudah diambil untuk diperiksa kadar pencemarannya.
"Sementara kami ambil berupa sampel air pelabuhan di sekitar lokasi kejadian. Kalau terkait kerusakan lingkungan, Ada paremeter yang diuji lab. Kami belum bisa bicara sudah ada pencemaran atau belum," ujar Surya, Rabu (11/7).
Menurutnya, secara kualitatif, ada genangan minyak di air laut dan berbau. Namun hal tersebut harus diperiksa kembali, apakah kondisi ini normal atau akibat kejadian kebakaran tersebut
"Kami pertama kali ke sini, apakah terjadi karena kebakaran atau memang seperti itu. Hasil lab bisa sampai 5 hari," katanya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar I Ketut Wisada mengaku sudah meminta Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa untuk melakukan blocking agar minyak yang tercecer tidak menyebar lebih luas atau mencemari mangrove.
"Dilokalisir supaya tidak menyebar," sebut Wisada. Dia juga meminta agar puing kapal segera dibersihkan setelah tidak ada lagi asapnya.
Berdasarkan pantauannya, memang ceceran minyak tersebut masih di area kapal yang terbakar, belum meluas. Namun harus diuji apakah kondisi tersebut dapat merusak ekosistem di laut.
"Hanya di sekitar lokasi kebakaran. Dampak bisa merusak biota laut akibat bahan bakar. Mudah-mudahan dampaknya tidak signifikan. Ini butuh waktu pemulihan, semoga hanya di permukaan dan bisa dilokalisir," kata Wisada.
Sementara itu, KSOP Benoa, Dwi Yanto mengaku telah bekerja sama dengan Pertamina untuk antisipasi dampak pencemaran minyak di laut akibat kebakaran tersebut.
ADVERTISEMENT
"Untuk dampak pencemaran, kami kerja sama dengan Pertamina dengan penyemprotan dispersa untuk menghilangkan minyak spot-spot kecil. Surveyipagi, ada sedikit (pencemaran), pasti ada. Semoga bisa terurai, untuk antisipasi menyebar ke area mangrove," kata Dwi Yanto di kantor KSOP Benoa.