Dorong Gatot-AHY di Poros Ketiga, Demokrat Gandeng PAN, PKB hingga PBB

7 Mei 2018 13:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Gatot Nurmanto dan Agus Yudhoyono (Foto: Aditia Noviansyah, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmanto dan Agus Yudhoyono (Foto: Aditia Noviansyah, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat mendorong adanya poros ketiga dalam Pilpres 2019 dengan menawarkan duet militer, Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Demokrat menyebut poros ini bisa terbentuk dengan koalisi PKB, PAN dan PBB.
ADVERTISEMENT
"Kalau lihat gambarannnya PKS ke Gerindra, maka kemungkinan besar ada PKB, PAN, PBB yang belum memutuskan ke mana. Ada partai baru juga Garuda, Berkarya yang bisa saja bergabung," ucap Kepala Divisi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, kepada kumparan (kumparan.com), Senin (7/5).
Dalam hal ini, PKS cenderung ke Gerindra dengan menyodorkan cawapres, meski belum mendeklarasikan diri. Begitu juga dengan PKB yang menyodorkan cawapres ke Jokowi, namun belum deklarasi. Sementara PAN masih abu-abu meski sebagian pengurusnya ke Prabowo.
Peta Politik Pilpres 2019 (Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Politik Pilpres 2019 (Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan)
Ferdinand meyakini parpol-parpol terbuka membicarakan poros ketiga selama kepentingan masing-masing parpol diakomodir. Termasuk soal komposisi capres-cawapres, tidak mutlak harus Gatot-AHY. Bisa saja tokoh-tokoh dari parpol yang bergabung.
"Artinya koalisi hanya akan terbentuk karena kepentingan terbaik terkomodir. Di sini nanti negosiasi antara kepentingan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyebut Demokrat sudah berkomunikasi dengan beberapa parpol untuk membentuk poros ketiga itu. Meski lobi-lobi tak melulu harus diketahui publik.
"Komunikasi terus berjalan. Ini dilakukan tidak selalu dibuka ke publik karena menjaga hubungan, politik sensitif. PKB dan PAN saat ini masih di pemerintah. Kalau komunikasi vulgar, bisa saja posisi mereka di kabinet terganggu," ujarnya.
Lebih jauh, Ferdinan menuturkan poros ketiga adalah harapan masyarakat, setelah beberapa pekan terakhir masyarakat dibuat gaduh dengan kemunculan tagar pendukung Prabowo dan Jokowi. Tokoh lama dalam Pilpres.
"Kalau elite jernih melihat survei, publik sedang menunggu sesuatu yang baru. Enggak melulu Jokowi dan Prabowo, supaya rakyat punya pilihan alternatif yang mungkin bisa jadi solusi bagi masyarakat," tegasnya.
ADVERTISEMENT