Duduk di Starbucks Tanpa Pesan Kopi, Dua Pria Kulit Hitam AS Ditangkap

15 April 2018 16:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Starbucks. (Foto: Reuters/Mohammad Khursheed)
zoom-in-whitePerbesar
Starbucks. (Foto: Reuters/Mohammad Khursheed)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat tengah menjadi sorotan setelah ditangkapnya dua pria kulit hitam oleh polisi tanpa alasan yang jelas. Tak sedikit warganet yang menilai insiden tersebut rasis.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kejadian di kedai kopinya, CEO Starbucks Kevin Johnson melayangkan permintaan maaf pada Sabtu (14/4) malam waktu setempat. Diberitakan Reuters, Johnson berjanji akan melakukan investigasi menyeluruh terkait penangkapan yang tengah viral di jagat maya tersebut.
"Video yang direkam oleh salah satu pelanggan (kami) sangat sulit untuk disaksikan. Kejadian itu juga tidak sejalan dengan nilai dan misi yang ada di Starbucks," ujar Johnson, Minggu (15/4).
Johnson juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh petugas kepolisian Philadelphia, merupakan hal yang salah.
CEO Starbucks Kevin Johnson. (Foto: AFP/Jason Redmond)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Starbucks Kevin Johnson. (Foto: AFP/Jason Redmond)
Namun di sisi lain, Komisaris Polisi Philadelphia Richard Ross menganggap tidak ada yang salah dari peristiwa itu. Menurutnya, petugas bertindak setelah mendapat laporan dari pegawai Starbucks bahwa dua orang tersebut mengganggu dan masuk tanpa izin.
ADVERTISEMENT
"Ketika petugas datang, pegawai itu bilang kalau dua orang tersebut hendak menggunakan toilet. Namun toilet hanya untuk pelanggan yang membayar," ujar Ross.
Ia menambahkan bahwa kedua orang itu menolak untuk pergi meski sudah diperingatkan berulang kali.
"Bila anda pikir secara logis, ketika (kami) mendapat laporan dari sebuah toko bahwa ada seseorang di dalam tokonya dan mereka tidak ingin ada orang tersebut, petugas lantas memiliki wewenang resmi untuk menjalankan tugasnya. Itulah yang mereka lakukan," imbuh Ross.
Walau begitu, Ross tidak menampik adanya kecaman yang ditujukan kepada polisi akibat kejadian pada Kamis (12/4) itu. "Dua orang tersebut akhirnya kami bebaskan karena pihak Starbucks tidak 'tertarik' untuk mengusut kasus ini lebih lanjut," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, seorang warganet bernama Melissa DePino mengunggah video pengusiran dua pria tersebut di akun Twitternya. Berdasarkan cuitan DePino, polisi melakukan penangkapan lantaran dua orang itu tidak memesan apapun sembari menunggu temannya.
"Pelanggan kulit putih mempertanyakan 'kenapa hal ini tidak pernah terjadi kepada kami ketika kami melakukan hal yang sama?'," tulisnya.
Viralnya video DePino pun berujung kepada permintaan maaf dari Starbucks. Melalui Twitter, perusahaan kopi yang berkantor pusat di Seattle, Washington, AS itu mengungkapkan rasa bersalahnya kepada dua pria yang ditangkap.
Akan tetapi, banyak warganet yang merasa tidak puas terhadap permintaan maaf tersebut. Bahkan ada yang menginginkan agar barista dan manajer kedai dipecat.
Hingga kini masih belum diketahui identitas dari dua pria yang sempat ditangkap. Meski demikian, penangkapan ini secara tidak langsung menambah daftar kasus penyerangan polisi kepada orang kulit hitam tanpa alasan yang jelas, dalam beberapa tahun terakhir. Para aktivis pun menyalahkan adanya bias rasial dalam sistem peradilan pidana AS.
ADVERTISEMENT