Dulunya Anti-Islam, Seorang Politisi Jerman Kini Jadi Mualaf

25 Januari 2018 13:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi muslim di Jerman (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi muslim di Jerman (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
ADVERTISEMENT
Partai anti-Islam dan imigran di Jerman kehilangan seorang politisi andalannya karena mengundurkan diri. Arthur Wagner memutuskan mundur dari partai tersebut karena dia masuk Islam alias jadi mualaf.
ADVERTISEMENT
Wagner adalah salah satu politisi utama Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) untuk negara bagian Brandenburg. Kabar masuk Islam dan mundurnya Wagner dikonfirmasi oleh juru bicara AfD Daniel Friese kepada media Jerman Deutche Welle (DW), Rabu (24/1).
Menurut Friese, Wagner masuk Islam dan keluar dari partai pada 11 Januari. "Partai tidak mempermasalahkan itu," kata Friese kepada DW.
Friese terlihat tenang, tapi tidak demikian dengan Andreas Kalbitz, ketua AfD di Brandenburg. Kepada CNN, Kalbitz mengaku terkejut ketika Wagner mengaku masuk Islam dalam percakapan telepon dengannya.
"Saya sangat terkejut. Padahal dia sangat aktif di sayap Kristen partai," kata Kalbitz kepada CNN.
Sebelum bergabung dengan AfD, dia adalah anggota Partai Kristen Demokrat (CDU) pimpinan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Angela Merkel. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Angela Merkel. (Foto: Getty Images)
Wagner, pria Jerman keturunan Rusia, telah menjadi salah satu tokoh utama AfD sejak 2015. Dia adalah anggota partai yang bertanggung jawab untuk komunitas keagamaan dan gereja.
ADVERTISEMENT
Kalbitz mengatakan, AfD tidak menekan Wagner agar keluar partai. "Partai mendukung kebebasan beragama," kata Kalbitz.
Wagner menolak berkomentar ketika diwawancara oleh koran Jerman Tagesspiegel, media yang pertama kali mengabarkan perpindahan agamanya.
"Itu urusan pribadi saya," kata dia kepada koran itu.
Dibentuk pada 2013, AfD dikenal sebagai partai sayap kanan ekstrem yang menyuarakan sikap anti-Islam dan anti-imigran. Partai ini adalah pengkritik nomor wahid keputusan Merkel menerima 1,5 juta pengungsi ke Jerman pada 2015.
Partai ini juga menentang pembangunan masjid di Jerman dan menyerukan pelarangan penggunaan cadar.
Popularitas AfD terus menanjak dan puncaknya adalah posisi ketiga dalam pemilu 2016 dengan perolehan 12,6 persen suara.
AfD gencar menyebarkan propaganda bahwa "Islam tidak layak ada di Jerman". Bahkan kebencian terhadap Islam ini adalah salah satu dari empat doktrin utama partai.
Ilusrasi cadar (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilusrasi cadar (Foto: Reuters)
AfD memperingatkan bahaya "Islamisasi" dan menegaskan bahwa "Islam tidak kompatibel dengan negara yang berprinsip modern, sekuler, bebas dan demokratik" seperti Jerman.
ADVERTISEMENT
"Kami menganggap Islam adalah doktrin agama-politik yang bertentangan dengan identitas budaya Jerman," kata pemimpin AfD Alexander Gauland dalam konferensi pers sebelum pemilu pada 2016.
Wagner bukan politisi anti-Islam pertama di Eropa yang justru memeluk Islam. Sebelumnya ada Arnoud van Doorn, politisi dari Partai Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders di Belanda.
PVV dikenal sangat anti-Islam, bahkan Wilders membuat film propaganda yang menjelek-jelekkan Islam. Doorn tak hanya jadi mualaf, dia juga sempat naik haji ke Tanah Suci Mekkah.