Duterte Suruh Warga Filipina Tak Usah ke Gereja

29 November 2018 12:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: Reuters/Athit Perawongmetha)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: Reuters/Athit Perawongmetha)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali melempar komentar kontroversial. Ia mendorong agar pemeluk Katolik tak pergi ke gereja.
ADVERTISEMENT
"Bangun kapel sendiri di rumahmu dan berdoa saja di sana," sebut Duterte seperti dikutip dari Rappler.
"Kalian tak perlu ke gereja untuk memberikan uang kepada orang-orang idiot itu," sambung dia.
Perkataan idiot yang dilontarkan Duterte ditujukan untuk pemuka agama Katolik di Filipina. Ia mengklaim uang saku dari pastur dan pendeta berasal dari sedekah para jemaat.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Menahem Kahana)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Menahem Kahana)
Dalam pidato yang disampaikan di Davao Selasa (26/11) lalu itu, Duterte turut pula mengkritik penerapan biaya pembaptisan, pernikahan, dan pelayanan kematian yang dikeluarkan Gereja.
"Masa ketika kalian dibabtis kalian harus bayar, dan ketika seseorang meninggal maka harus membayar juga?" ujarnya.
Usai menyampaikan kritik, Duterte lalu melontarkan suatu candaan. Ia meminta agar warga Katolik pergi ke gereja jika pendetanya adalah temannya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
"Tapi beberapa pendeta teman saya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pada Juni lalu, Duterte mendapat kecaman besar setelah secara terbuka menghina Tuhan.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi nasional Filipina, Duterte menyinggung kenapa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa hanya untuk membiarkan mereka menyerah pada godaan iblis.
"Siapa Tuhan yang bodoh ini? Si kurang ajar ini, benar-benar bodoh," sebut Duterte.
Kalimat Duterte itu membuat seantero Filipina yang mayoritas beragama Katolik meradang. Juru bicara pemerintah Harry Roque mengatakan, kalimat Duterte itu hanya sebuah opini pribadi.